om swastyastu

om swastyastu
om swastyastu.. selamat datang..

Senin, 20 Mei 2013

KEDUDUKAN VEDA DALAM AGAMA HINDU



TUGAS WEDA I 
“KEDUDUKAN VEDA DALAM AGAMA HINDU"


Oleh :
Nama              : Ni Kadek Ayu Dwi Melati
NIM                : 11.1.2.2.1.184
Jurusan          : Pendidikan Bahasa dan Sastra Agama
Prodi               : Pendidikan Bahasa Bali
Kelas/smt        : PBB-C/III (Tiga)
  


Veda

1.      Pengertian Veda
Kata Veda dapat dikaji melalui 2 pendekatan, yaitu etimologi (akar kata) dan semantik (pengertian). Kata Veda berasal dari akar kata Vid (dalam bahasa Sansekerta), yang artinya ‘mengetahui’ dan dari akar kata ini berubah menjadi kata benda Veda yang artinya ‘pengetahuan’. Dalam pengertian semantik, Veda berarti pengetahuan suci, kebenaran sejati, pengetahuan tentang ritual, kebijaksanaan yang tertinggi, pengetahuan spiritual sejati tentang kebenaran abadi, ajaran suci atau kitab suci sumber ajaran agama Hindu.
Menurut Maharsi Sayana, kata Veda yang berasal dari urat kata Vid yang berarti ‘untuk mengetahui’ dan Veda berarti kitab suci yang mengandung ajaran yang luhur untuk menuntun menuju kehidupan yang baik dan menghindarkannya dari berbagai bentuk kejahatan ( Iṣṭa prāpy aniṣṭa parihara yoralaukikam upayaṁ yogranto vedayati sa vedaḥ ).
Svami Dayananda Sarasvati dalam bukunya Rgvedadi Bhasya Bhumika (Penjelasan dan Komentar Terhadap Rgveda) yang ditulisnya dalam bahasa Hindi menyatakan kata Veda berasal dari 4 urat kata Veda berikut.
a.       Vid  : mengetahui (Anadi,Set,Parasmaipada)- Vetti
b.      Vid  : menjadi ada (Divadi,Anit)- Vidyate
c.       Vid  : membedakan (Rudhadi,Anit)- Vinte
d.      Vidl : mencapai (Tudadi,Set)- Vindati atau Vindate
Maurice Winternitz di dalam bukunya A History Of Indian Literature, volume I menyatakan bahwa Veda (Rg Veda) adalah monument dan susastra tertua di Dunia. Ia menyatakan “Bila kita ingin mengerti permulaan dari kebudayaan kita yang tertua, kita harus melihat Rg Veda sebagai susastra tertua yang masih terpelihara. Sebab pendapat apapun yang kita punyai mengenai susastra maka dapat dikatakan bahwa Veda adalah susastra Timur tertua dan bersamaan dengan itu merupakan monument susastra tertua.” Demikian pula Bloomfield dalam bukunya The Religion of Veda menyatakan bahwa Rgveda bukan saja monument tertua umat manusia, tetapi juga dokumentasi di Timur paling tua.
2.      Bahasa Veda
Veda sebagai wahyu Tuhan Yang Maha Esa diyakini kebenarannya oleh seluruh umat Hindu. Kebenaran Veda sudah tidak perlu diragukan kembali. Lalu, mengetahui bahwa usia Veda sudah sangat tua, maka muncullah sebuah pertanyaan, bahasa apakah yang sekiranya digunakan dalam penulisan Veda? Bila kita merenungkan kembali dan mengamati dengan seksama, maka bahasa yang digunakan dalam veda adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat ditempat wahyu itu diturunkan. Mengingat bahwa Sapta Rsi penerima wahyu Tuhan menggunakan bahasa Sansekerta, maka dapat disimpulkan bahwa bahasa yang digunakan dalam weda adalah bahasa Sansekerta pula.
Istilah atau nama Sansekerta sebagai nama bahasa ini dipopulerkan oleh seorang maharsi bernama Pānini. Mahārṣi Pānini pada waktu itu mencoba menulis sebuah kitab Vyākaraṇa, yaitu kitab tata bahasa Sanskerta yang terdiri dari delapan Adhyaya atau Bab yang terkenal dengan nama Astadhyayi yang mencoba mengemukakan bahwa bahasa yang digunakan Veda adalah bahasa dewa-dewa yang dikenal pula dengan nama Daivivak yang artinya bahasa atau sabda devatā.
Pengaruh kitab Astadhyayi sangat besar dalam perkembangan bahasa Sansekerta. Dengan perkembangannya yang pesat sesudah diturunkannya Veda kemudian para ahli membedakan bahasa Sanskerta ke dalam 3 kelompok :
a.       Bahasa Sanskerta Veda (Vedic Sanskrit) yakni bahasa sanskerta yang digunakan dalam Veda yang umumnya jauh lebih tua dibandingkan dengan bahasa Sanskerta yang kemudian digunakan dalam berbagai susastra Hindu seperti dalam Itihasa, Purana, Dharmasastra, dan lain-lain.
b.      Bahasa Sanskerta Klasik (Classical Sanskrit) yakni bahasa sansekerta yang digunakan dalam karya sastra (susastra Hindu) seperti Itihasa (Ramayana dan Mahabrata), purana (18 Mahapurana dan 18 Upapurana), Smrti (kitab-kitab hukum/Dharmasastra), kitab-kitab agama (Tantra), dan Darsana yang berkembang sesudah Veda.
c.       Bahasa Sanskerta Campuran (Hybrida Sanskrit) dan untuk Sanskerta di Indonesia oleh para ahli menyebutnya sebagai Archipelago Sanskrit atau bahasa Sanskerta kepulauan yakni bahasa Sanskerta yang digunakan di tanah air.

d.      Umur Veda
Tentang kapan diturunkannya Veda atau kapankah para Rsi penerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang kemudian kita kenal dengan nama Veda tidaklah dapat diketahui dengan pasti. Umat Hindu meyakini bahwa Veda bersifat “Anadhi-Ananta” yang artinya tidak berawal dan tidak berakhir dalam pengertian waktu. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum itu atau tidak ada sesuatu yang lebih awal dari Veda.
Berbagai pendapat para sarjana baik di Barat maupun di Timur semuanya tidaklah sama. Berangkat dari hal tersebut, maka pendapat para ahli mengenai kapan wahyu Veda diterima adalah sebagai berikut.
a.       Vidyaranya menyatakan sekitar 15.000 th SM.
b.      Lokamanya Tilak Shastri menyatakan 6.000 th SM.
c.       Bal Gangadhar Tilak menyatakan 4.000 th SM.
d.      Dr. Haug memperkirakan 2.4000 th SM.
e.       Max Muller menyatakan sekitar 1.200-800 th SM.
f.       Heina Gelderen memperkirakan 1.150-1.000 th SM.
g.      Sylvain Levy memperkirakan 1.000 th SM.
h.      Stutterheim memperkirakan 1.000-500 th SM.
Demikian pendapat para sarjana memperkirakan mengenai masa diturunkannya Wahyu Veda yang sudah sangat tua, namun sampai kini ajaran Veda masih relevan, menjadi sumber ajaran agama Hindu dan senantiasa menjadi pegangan bagi umat Hindu.

Kedudukan Veda dalam Agama Hindu

1.      Veda Sebagai Kitab Suci dan Sumber Ajaran Hindu
Sebagai kitab suci agama Hindu, maka ajaran Veda diyakini dan dipedomani oleh umat Hindu sebagai satu-satunya sumber bimbingan dan informasi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari ataupun untuk melakukan pekerjaan-pekerrjaan tertentu. Veda dinyatakan sebagai kitab suci karena sifat isinya dan yang menurunkannya pun adalah Tuhan yang diyakini Maha Suci. Apapun yang diturunkan sebagai ajaran oleh Tuhan kepada umat manusia kesemuanya itu merupakan ajaran suci. Lebih-lebih isinya dapat dijadikan pedoman bimbingan tentang bagaimana hidup yang suci harus dijalankan.
Sebagai kitab suci, Veda adalah sumber ajaran agama Hindu sebab dari Vedalah mengalir ajaran yang merupakan kebenaran agama Hindu. Ajaran Veda dikutip kembali dan memberikan vitalitas terhadap kitab-kitab susastra Hindu pada masa berikutnya. Dari kitab Veda(Sruti) mengalirlah ajarannya dan dikembangkan dalam kitab-kitab Smrti, Itihasa, Purana, Tantra, Darsana dan Tatwa-tatwa yang kita warisi di Indonesia.
Veda mengandung ajaran yang memberikan keselamatan di Dunia ini dan di akhirat nanti. Ajaran Veda tidak terbatas hanya sebagai tuntunan hidup individual saja, tetapi juga dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Veda menuntun hidup manusia sejak lahir hingga akhir menutup mata. Segala tuntunan hidup ditunjukkan kepada kita oleh ajaran Veda.

2.      Veda sebagai Wahyu Tuhan
Umat Hindu yakin bahwa kitab sucinya itu merupakan wahyu atau sabda Tuhan Yang Maha Esa yang disebut Sruti yang artinya yang didengar ( revealed teachings). Veda sebagai himpunan sabda atau wahyu berasal dari Apauruseya (yang artinya bukan dari Purusha atau manusia), sebab para rsi penerima wahyu berfungsi hanya sebagai instrument(sarana) dari Tuhan Yang Maha Esa untuk menyampaikan ajaran suci-Nya.
Terhadap pernyataan ini Swami Dayananda Sarasvati menyatakan : Veda adalah sabda-Nya dan segala kuasa-Nya bersifat abadi. Swami Dayanandapun menambahkan : Rgveda, Yajurveda, Samaveda dan Atharvaveda berasal dan merupakan sabda-Nya, Tuhan Yang Maha Agung dan Sempurna, Para Brahman yang memiliki kekuasaan yang menjadikan diri-Nya sendiri, penuh kesadaran, supra empiris, dan sumber kebahagiaan dan Veda merupakan sabda-Nya yang bersifat abadi.
Swami Dayananda mengacu pada Yajur Veda berikut “
“Tasmad yajnat sarvahuta
Rcah samani jajnire
Chandamsi jajnire tasmad
Yajus tasmad ajayata”
Yajur Veda XXXI.7.
(Dari Tuhan Yang Maha Agung dan kepada-Nya umat manusia mempersembahkan berbagai yajna dan dari pada-Nya muncul Rgveda dan Samaveda. Dari padanya muncul Yajurveda dan Samaveda.)
Tentang para Rsi yang menerima wahyu Tuhan dan menyampaikan secara lisan melalui tradisi kuno, yakni parampara (sistem perguruan), seorang philologist Veda dan penyusun kitab Nirukta yang bernama Yaskācarya menyatakan :
”Rsayo mantradrastarah rsirdadarsanat
Stoman dadarsety aupamayavah
Yadenan tapasyamanan brahmasvayambhu

Abhyanarsat tad rsinam rstvam iti vijnayate.”
Nirukta II.11.
(Para rsi adalah mereka yang menerima wahyu. Kata rsi berarti drasta. Acarya Upamanyu menyatakan : mereka yang karena ketekunannya melakukan Tapa, menerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa disebut rsi.)
Jadi berdasarkan kutipan tersebut di atas, para rsi adalah mereka yang menerima wahyu Tuhan, karena kesucian pribadinya, mereka menerima sabda sucinya. Ada beberapa cara seorang rsi menerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa, yaitu melalui :
a.       Svaranada, yakni gema yang diterima para rsi dan gema tersebut berubah menjadi sabda atau wahyu Tuhan Yang Maha Esa, kemudian wahyu itu disampaikan kepada para sisyanya di dalam asrama ( Pasraman).
b.      Upanisad, pikiran para rsi dimasuki oleh sabda Brahman sehingga pikiran para rsi itu berfungsi sebagai sarana yang menghubungkan Tuhan Yang Maha Esa dengan para siswa rsi tersebut. Sabda rsi (guru) adalah sabda Brahman yang disampaikan dalam suasana pendidikan dalam garis perguruan yang disebut “param-para”. Para siswa duduk dekat di kaki guru untuk menerima ajarannya.
c.       Darsana atau Darsanam, yakni rsi atau orang suci berhadapan dengan deva-deva seperti halnya Arjuna berhadapan dengan dewa Indra atau Siva dalam suatu pandangan gaib dengan mata rohani.

d.      Avatara, yakni manusia berhadapan dengan Avatara-Nya, seperti halnya Arjuna menerima wejangan suci Bhagawad Gita dari Sri Krsna sang Purna Avatara.
Pengertian Veda sebagai wahyu Tuhan Yang Maha Esa adalah merupakan pengertian yang amat penting didalam memahami Veda itu sendiri. Demikianlah Veda meruakan wahyu dari Tuhan Yang Maha Esa yang ditrerima oleh para Maharsi dan merupakan sumber ajaran agama Hindu yang kekal abadi (Anadi-Ananta)

3.      Veda sebagai Sumber Hukum Hindu
Peletak dasar hukum Hindu, Maharsi Manu menjelaskan bahwa Veda adalah sumber dari segala Dharma, :
“Vedo’khilo darma mularin
smrti sile ca tad vidam,
Acaras caiva sadhunam
atmanastustir eva ca”
Manavadharmasastra, II.6
(Veda adalah sumber dari segala Dharma, yakni agama, kemudian barulah Smrti, disamping Sila (kebiasaan atau tingkah laku yang baik dari orang yang menghayati dan mengamalkan Veda) dan kemudian Acara yakni tradisi-tradisi yang baik dan orang-orang suci atau masyarakat yang diyakini baik serta akhirnya Atmanastusti, yakni rasa puas diri yang dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa).
Berdasarkan kutipan diatas, kita mengenal sumber-sumber hukum Hindu menurut kronologisnya seperti berikut :
a.       Veda ( Sruti )
b.      Smrti ( Dharmasastra )
c.       Sila ( Tingkah laku orang suci yang telah mendalami Veda )
d.      Acara ( adat isitiadat yang disakralkan )
e.       Atmanastusti ( kepuasan pribadi )
Untuk menegaskan tentang kedudukan sumber-sumber hukum Hindu itu, lebih jauh sloka-sloka Manavadharmasastra menyatakan sebagai berikut :
”Srutistu vedo vijñeyo
dharmaśāstraṁ tu vai smṛtiḥ
te sarvattheśvamimaṁsye
tabhyaṁ dharmohi nirbabhau”
manavadharmasastra II.10
(Sesungguhnya Sruti (wahyu) adalah Veda, demikian pula Smrti itu adalah Dharmasastra, keduanya tidak boleh diragukan dalam hal apapun, sebab keduanya adalah kitab suci yang menjadi sumber dari agama dan hukum Hindu.)
Masih banyak kita jumpai sloka-sloka yang menekankan pentingnya Veda sebagai sumber hukum Hindu dalam meningkatkan kualitas pribadi maupun masyarakat. Dengan demikian Veda dapat dikatakan bersifat obligator, baik untuk dihayati, dipahami, dan diamalkan.

4 komentar:

  1. Ssebagai umat Hindu, saya sangat kagum dg wawasan Anda. Diantara para remaja yg bgt mudah larut arus modernisasi, Anda adalah mutiara cemerlang. Selain cerdas juga cantik serta tentunya berhati cantik pula. Semoga Tuhan selalu melindungi Anda dan menjadi insan yg berguna terutama bagi Agama kita, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara!

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya Bapak, terimakasih. Semoga posting ini dapat bermanfaat bagi orang banyak. ^_^

      Hapus
  2. Kak kalo bisa isi pertanyaannya ya trims

    BalasHapus