om swastyastu

om swastyastu
om swastyastu.. selamat datang..

Senin, 20 Mei 2013

PENTINGNYA PENGETAHUAN MENGENAI TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN BAGI REMAJA



TUGAS PSIKOLOGI PENDIDIKAN
PENTINGNYA PENGETAHUAN MENGENAI 
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN BAGI REMAJA


Oleh :

Nama              : Ni Kadek Ayu Dwi Melati
NIM                : 11.1.2.2.1.184
Jurusan          : Pendidikan Bahasa dan Sastra Agama
Prodi               : Pendidikan Bahasa Bali
Kelas/smt        : PBB-C/III (Tiga)



FAKULTAS DHARMA ACARYA
INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR
TAHUN PELAJARAN 2012/2013

KATA PENGANTAR

Om Swastiastu,
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmat Beliaulah paper dengan judul “Pentingnya Pengetahuan Mengenai Tugas-Tugas Perkembangan Bagi Remaja “ ini bisa selesai tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan banyak-banyak terimakasih kepada semua pihak dan buku-buku sumber yang memberi kemudahan kepada penulis dalam menyusun paper ini. Semoga  Ida Sang Hyang Widhi Wasa membalas semua bantuan yang telah diberikan. Besar harapan penulis agar paper ini dapat menjadi sarana untuk belajar dan memberikan pengetahuan kepada semua pihak.
Seperti pepatah mengatakan “Tan Hana Wong Suastianulus“, “tak ada gading yang tak retak”, tak ada  yang sempurna di dunia ini, demikian pula dengan proses penyusunan hingga selesainya paper ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat memerlukan masukan atau saran yang bersifat membangun dari semua pihak guna menjadi yang lebih baik.  Demikian yang dapat penulis sampaikan, sebagai penutup , penulis haturkan paramasanthi,
Om Santih, Santih, Santih, Om

             Denpasar, 02 Januari 2013

                                                                                                                Penulis



i
 

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan..................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tugas Perkembangan................................................................................................. 4
2.2 Remaja ...................................................................................................................... 5
2.3 Tugas Perkembangan Remaja ................................................................................... 7
2.4. Pentingnya Pengetahuan Mengenai
Tugas-Tugas Perkembangan Bagi Remaja ............................................................ 11
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan................................................................................................................ 12
3.2 Saran...................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA



ii
 

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Perkembangan yang dialami oleh individu memang berbeda-beda atau tidak sama antara individu yang satu dengan yang lainnya. Ada yang perkembangannya tidak maju menurut umur bahkan mungkin saja mundur atau menyimpang, tetapi sesuatu yang pasti tentang perkembangan yaitu bahwa pada dasarnya perkembangan itu tidak meloncat-loncat atau dengan kata lain, berpindah dari satu fase ke fase berikutnya dengan teratur. Meskipun berbeda dalam ukuran waktunya antar sesama indvidu.
Setiap fase atau tahap pada perkembangan individu memiliki tugas-tugas perkembangan, yaitu kemampuan bertingkah laku yang seharusnya dicapai oleh anak pada periode perkembangan tertentu. Jika setiap anak yang berada dalam periode perkembangan itu dapat memperoleh kemampuan bertingkah laku yang sesuai dengan cirri-ciri khas kemampuan bertingkah laku pada peride itu, maka anak tersebut memiliki perkembangan yang sempurna.


1.2 
1
 
Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah pembuatan makalah ini antara lain :
1.      Apa yang dimaksud dengan tugas perkembangan ?
2.      Bagaimanakah remaja itu ?
3.      Seperti apakah tugas perkembangan bagi remaja ?
4.      Bagaimana pentingnya pengetahuan mengenai tugas-tugas perkembangan bagi remaja?

1.3  Tujuan
Tujuan Umum
Paper ini bertujuan agar kita mengetahui tugas perkembangan bagi remaja lebih mendalam, mengetahui pentingnya pengetahuan mengenai tugas-tugas perkembangan bagi remaja dan bertujuan agar setelah mengetahui hal terebut, pembaca menjadi terinspirasi untuk mengaplikasikan tugas-tugas tersebut. Agar tercipta remaja yang memiliki perkembangan yang sempurna.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus pembuatan makalah ini antara lain :
1.      Memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan.
2.      Mengetahui apa yang dimaksud dengan Tugas Perkembangan.
3.      Mengetahui bahasa seperti apa tugas perkembangan bagi remaja itu sendiri.
4.      Mengetahui pentingnya pengetahuan mengenai tugas-tugas perkembangan bagi remaja.


2
 

1.4 Manfaat
Manfaat Teoritis
Diharapkan dengan adanya paper ini kita semua mengetahui bagaimana tugas perkembangan bagi remaja. Mengetahui bagaimana remaja itu sendiri. Serta memahami pentingnya pengetahuan mengenai tugas-tugas perkembangan bagi remaja
Manfaat Praktis
Setelah mengetahui teori, akan lebih baik jika kita melaksanakannya. Dengan mengetahui apa itu Veda, bagaimana kedudukan Veda, jiwa kita terpanggil untuk melaksanakan ajaran Veda. Mempraktekkan ajaran itu agar kita mampu melaksanakan Dharma agama dan Dharma Negara.


3
 

BAB II
PEMBAHASAN

 


2.1. Tugas Perkembangan
Setiap fase perkembangan seorang anak, memiliki tugas-tugas perkembangan yang berbeda. Tugas perkembangan ini sendiri nantinya akan mampu mengubah kepribadian seorang anak. Jika tugas ini berhasil ia lalukan dengan baik, maka tugas-tugas perkembangan itu sendiri akan mampu memberikan kebahagiaan kepada seorang anak.
Robert J. Havighust, menyatakan bahwa tugas perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya; sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Hurlock (1981) menyebut tugas-tugas perkembangan ini sebagai ini sebagai social expectations. Dalam arti, setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.
Berdasarkan pernyataaan tersebut diatas, maka tugas-tugas dalam perkembangan  itu sendiri mempunyai tiga macam tujuan yang sangat berguna.
a)      Sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari mereka pada usia-usia tertentu,
b)      Dalam memberi motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupan mereka,
c)      Menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka kalau sampai pada tingkat perkembangan berikutnya.


4
 

2.2. Remaja
Remaja adalah sebuah masa dimana seorang anak mengalami masa penjajakan (mengenali diri). Masa dimana seseorang sekiranya mampu belajar dan mempersiapkan diri untuk nantinya memasuki masa dewasa. Remaja sebagaimana yang kita ketahui adalah seseorang yang dalam masanya disebut-sebut sebagai pemilih, masa dimana seseorang perlahan telah tertarik pada lawan jenisnya, serta mampu untuk memilih mana hal yang sekiranya baik utuk dirinya.
Sebagaimana yang terdapat dalam buku karya Wasty Soemanto yang berjudul Psikologi Pendidikan (2006;76), remaja adalah masa setelah masa pra remaja berakhir. Masa keika seorang anak mempunyai kebutuhan akan adanya teman atau sahabat yang diharapkan dapat memahami penderitaan dirinya serta membantunya mengatasi persoalan pribadinya. Pada tahap ini anak mulai terdorong untuk mencapai pedoman hidup yang bernilai bagi dirinya.
Dalam tahap ini (masa remaja) antara anak laki-laki dan anak perempuan terdapat perbedaan yang mencolok bahkan bertentangan. Beberapa sifat yang berbeda tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
a.       Pada anak remaja laki-laki :
i.                    Aktif dan suka memberi,
ii.                  Suka memberi perlindungan,
iii.                Aktif meniru pribadi pujaannya,
iv.                Tertarik kepada hal-hal yang bersfat abstrak dan intelektual,
v.                  Berusaha menunjukkan diri mampu dan bergengsi.
b.      Pada anak remaja perempuan :
i.                    pasif dan suka menerima,
ii.                  Suka mendapat perlindungan,
iii.                Pasif tetapi mengagumi pribadi pujaannya,
iv.                Tertarik kepada hal-hal yang bersfat kongkret dan emosional,
v.                  Berusaha menuruti dan menyenangkan orang lain.
5
 
Terkait dengan sifat-sifat remaja yang berbeda-beda, maka secara umum ada beberapa tipe-tipe anak remaja. Tipe-tipe ini berlaku paja semua remaja, baik laki-laki maupun perempuan. Tipe tersebut meliputi :
a.       Tipe intelektual
i.                    Mampu mengendalikan diri,
ii.                  Bertanggung jawab, dan
iii.                Berkesadaran tinggi.
b.      Tipe kalem :
i.                    Mampu mengendalikan diri,
ii.                  Bertanggung jawab, dan
iii.                Berkesadaran tinggi.
c.       Tipe perenung ;
i.                    Dapat dikendalikan,
ii.                  Kurang bertanggung jawab, dan
iii.                Berkesadaran tinggi.
d.      Tipe pemuja :
i.                    Sukar dikendalikan,
ii.                  Bertanggung jawab, dan
iii.                Berkesadaran rendah.
e.       Tipe ragu-ragu
i.                    Dapat dikendalikan,
ii.                  Kurang bertanggung jawab, dan
iii.                Berkesadaran rendah.
f.       Tipe sok bisa :
i.                    Sukar dikendalikan,
ii.                  Bertanggung jawab, dan
iii.                Berkesadaran rendah.
g.      Tipe perasa :
i.                    Sukar dikendalikan,
ii.                  Bertanggung jawab, dan
iii.                Berkesadaran tinggi.
h.      Tipe brutal;
i.                    Sukar dikendalikan,
ii.                  Kurang bertanggung jawab, dan
iii.                Berkesadaran rendah.


6
 

2.3.
Tugas Perkembangan Masa Remaja
Tugas-tugas perkembangan remaja adalah sikap dan perilaku dirinya sendiri dalam menyikapi lingkungan di sekitarnya. Perubahan yang terjadi pada fisik maupun psikologisnya menuntut anak untuk dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan dan tantangan hidup yang ada dihadapannya. Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meningkatkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa
Kimmel dalam bukunya yang terbit tahun 1995 menyatakan bahwa seorang remaja dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya dapat dipisahkan ke dalam tiga tahap secara berurutan, yaitu sebagai berikut.
Tahap yang pertama adalah remaja awal, di mana tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikannya sebagai remaja adalah pada penerimaan terhadap keadaan fisik dirinya dan menggunakan tubuhnya secara lebih efektif. Hal ini karena remaja pada usia tersebut mengalami perubahan-perubahan fisik yang sangat drastis, seperti pertumbuhan tubuh yang meliputi tinggi badan, berat badan, panjang organ-organ tubuh, dan perubahan bentuk fisik seperti tumbuhnya rambut, payudara, panggul, dan sebagainya.
Tahapan yang kedua adalah remaja madya, di mana tugas perkembangan yang utama adalah mencapai kemandirian dan otonomi dari orang tua, terlibat dalam perluasan hubungan dengan kelompok baya dan mencapai kapasitas keintiman hubungan pertemanan; dan belajar menangani hubungan heteroseksual, pacaran dan masalah seksualitas.
Tahapan yang ketiga adalah remaja akhir, di mana tugas perkembangan utama bagi individu adalah mencapai kemandirian seperti yang dicapai pada remaja madya, namun berfokus pada persiapan diri untuk benar-benar terlepas dari orang tua, membentuk pribadi yang bertanggung jawab, mempersiapkan karir ekonomi, dan membentuk ideologi pribadi yang di dalamnya juga meliputi penerimaan terhadap nilai dan sistem etik.



7
 

Seorang ahli psikologi yang dikenal luas dengan teori-teori tugas-tugas perkembangan
, Havighurst, menyatakan bahwa tugas-tugas perkembangan seorang remaja adalah sebagaip berikut:
a.       Menerima keadaan fisik dirinya sendiri dan menggunakan tubuhnya secara lebih efektif. Walaupun kedengarannya sederhana dan mudah diucapkan, menerima keadaan fisik diri sendiri sering kali menjadi masalah yang cukup besar bagi remaja. Banyak di antara kita yang sulit menerima kenyataan bahwa kita berkulit gelap atau tidak setinggi dan selangsing teman sebaya. Perasaan tidak puas ini kemudian membuat kita selalu dilanda perasaan minder, sehingga malas bergaul apalagi pergi ke pesta. Perasaan ini menutupi kenyataan, misalnya bahwa kita sebetulnya punya sepasang mata yang indah. Untuk mengatasi hal ini, sebaiknya fokuskan perhatian ke kelebihan kita dan jadikan itu sebagai daya tarik. Selain itu, hilangkan dari pikiran apa yang selama ini selalu ditanamkan oleh lingkungan kita, bahwa cewek harus cantik, putih, tinggi, dan langsing untuk dapat disebut sebagai cewek sejati, sedangkan cowok harus berbadan kekar, berbulu, dan bersuara dalam untuk bisa dikatakan jantan. Karena, kalau kita memang enggak punya gen untuk dapat berpenampilan seperti itu, kita cuma jadi gelisah dan enggak puas diri selamanya, sehingga lupa bahwa kita punya banyak potensihdiri.
b.     
8
 
Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya. Usaha untuk mencapai kemandirian emosional bisa membuat remaja melawan keinginan atau bertentangan pendapat dengan orangtuanya. Dengan ciri khas remaja yang penuh gejolak dan emosional, pertentangan pendapat ini sering kali membuat remaja menjadi pemberontak di rumah. Apabila masalah ini tidak terselesaikan, terutama apabila orangtua bersikap otoriter, remaja cenderung untuk mencari jalan keluar di luar rumah, yaitu dengan cara bergabung dengan teman-teman sebaya yang senasib. Sebetulnya, curhat dengan teman sebaya tidak ada salahnya, selama teman sebaya itu bisa membantu mendapatkan solusi yang baik. Namun, sering kali karena yang dihadapi adalah remaja seusia yang punya masalah yang kurang lebih sama dan sama-sama belum berhasil mengerjakan tugas perkembangan yang sama, bisa jadi solusi yang ditawarkan kurang bijaksana. Karena itu, kita perlu selalu ingat bahwa untuk melepaskan diri secara emosional dari orangtua pun, bisa dilakukan dengan meminta dukungan orangtua ataupun orang dewasa yang ada di sekitar kita. Tentunya bukan dengan cara meminta mereka untuk memecahkan masalah kita, tapi lebih kepada memahami keinginan kita untuk dipahami sebagai individu yang beranjak dewasa dan tidak inginoterlaluktergantungolagiokepadaomereka.
c.       Mencapai suatu hubungan dan pergaulan yang lebih matang antara lawan jenis yang sebaya. Sehingga, remaja akan mampu bergaul secara baik dengan kedua jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan. Kemampuan untuk mencapai tugas perkembangan ini juga dipengaruhi oleh banyaknya interaksi yang dialami seorang remaja dengan orang-orang dari kedua jenis kelamin. Tapi, hal ini sama sekali tidak berarti bahwa kalau kita sekolah di sekolah khusus cowok atau khusus cewek, kemampuan kita untuk bergaul secara matang dengan jenis kelamin lain akan terganggu. Karena di sekolah kan juga ada guru, petugas perpustakaan dan kebersihan dari jenis kelamin lain, dan kita juga berinteraksi dengan mereka. Selain itu, pergaulan tidak terbatas di sekolah saja. Ketika kita pulang, di rumah dan di lingkungan sekitar juga terdapat kenalan pria dan wanita. Jadi, temen-temen di SMU Tarakanita, SMU Pangudi Luhur, ataupun sekolah khusus lainnya, enggak perlu khawatir. Kemampuan untuk berinteraksi dengan seimbang itu hanya dapat terganggu apabila kita sendiri yang memang menciptakan batasan untukobergaul.
d.      Dapat menjalankan peran sosial maskulin dan feminin. Peran sosial yang dimaksud di sini adalah seperti yang diharapkan masyarakat, dan bergeser sesuai dengan peralihan zaman. Apabila pada zaman dahulu secara sosial dianggap baik bila laki-laki mencari nafkah di luar rumah sedangkan perempuan mengurus rumah tangga, dengan timbulnya kesadaran akan kesetaraan jender sekarang ini tidak harus demikian. Sehingga, yang paling penting untuk dipahami adalah sebagai anggota dari satu jenis kelamin, kita jangan sampai kemudian merasa berhak untuk mensubordinasi atau memperlakukan anggota jenis kelamin lain secara buruk atau semena-mena, baik di publik (masyarakat) maupun domestik (rumahotangga
e.       Berperilaku sosial yang bertanggung jawab. Idealnya, seseorang tentu diharapkan untuk berpartisipasi demi kebaikan atau perbaikan di lingkungan sosialnya, namun bila hal itu belum bisa dijalankan, minimal yang harus dilakukan adalah tidak menjadi beban bagi masyarakat atau lingkungan sosialnya. Karena itulah, remaja yang terlibat tawuran sampai menghancurkan fasilitas umum tentu tidak dapat dianggap telah melampaui tugas perkembangan yang satu iniodenganosukses
f.      
9
 
Mempersiapkan diri untuk memiliki karier atau pekerjaan yang mempunyai konsekuensi ekonomi dan finansial. Setelah melepaskan diri dari ketergantungan emosional dengan orangtua atau orang dewasa lain, tugas yang menanti remaja adalah juga melepaskan diri dari ketergantungan finansial dari mereka. Karena itulah, belajar bekerja juga merupakan hal yang perlu dilakukan oleh remaja, betapapun kecil penghasilan yang diperoleh. Dengan demikian, diharapkan pada saatnya nanti kita bisa siap terjun dan bekerja di masyarakat.
g.      Mempersiapkan perkawinan dan membentuk keluarga. Dengan dilaluinya tugas perkembangan yang telah disebutkan tadi yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk bergaul dengan sesama maupun lawan jenis, diharapkan pergaulan ini akan dapat membawa ke langkah selanjutnya yaitu untuk memilih pasangan hidup yang sesuai dan mulai mempersiapkan diri membentuk keluarga
h.      Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku sesuai dengan norma yang ada di masyarakat. Keberhasilan remaja melaksanakan tugas perkembangan ini ditandai dengan, misalnya, kesuksesannya meredam serta mengendalikan gejolak emosi maupun seksualnya sehingga dapat hidup sesuai dengan norma dan etika yang berlaku. Untuk dapat memperoleh konsep diri yang memegang seperangkat nilai ini, remaja dapat memiliki role model atau seseorang yang dijadikan tokoh idola yang tingkah lakunya kemudian diteladani.


10
 

2.4. Pentingnya Pengetahuan Mengenai Tugas-Tugas Perkembangan Bagi Remaja
Remaja, sebagaimana yang dipaparkan di atas merupakan seseorang yang dalam masanya disebut-sebut sebagai pemilih, masa dimana anak mampu untuk memilih mana hal yang sekiranya baik utuk dirinya. Masa keika seorang anak mempunyai kebutuhan akan adanya teman atau sahabat, tahap ketika anak mulai terdorong untuk mencapai pedoman hidup yang bernilai bagi dirinya.
Dipaparkan pula tadi bahwa tugas perkembangan itu seniri mampu mengubah kepribadian seorang anak. Jika tugas ini berhasil ia lalukan dengan baik, maka tugas-tugas perkembangan itu sendiri akan mampu memberikan kebahagiaan kepada seorang anak. Sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.
Bayangkan saja, ketika seorang remaja tidak mampu melaksanakan tugas-tugas perkembangan ini dengan baik, maka apa yang akan terjadi? Kita ambil saja contoh ketika seorang remaja tiak berhasil menjalankan tugas “Menerima keadaan fisik dirinya sendiri dan menggunakan tubuhnya secara lebih efektif.” Misalnya seorang remaja putri yang berkulit hitam, merasa minder setiap kali berada diantara gadis-gadis yang berkulit putih. Hal ini akan membuat rasa kecewa dalam dirinya sendiri, sehingga tidak mampu meihat kelebihnnya sendiri. Kegagalan ini juga akan menghambat pertumbuhannya menuju kedewasaan, mengingat bahwa masa dewasa adalah masanya berinteraksi lebih serius lagi.
Beranjak dari hal tersebut, maka tugas-tugas perkembangan ini sangat penting dalam pembentukan karakter seorang remaja. Melalui tugas-tugas perkembaangan itu sendiri, seorang remaja akan mampu menjadi remaja yang lebih baik. Apabila tugas-tugas ini mampu dilaksanakan dengan baik, maka niscahya seorang remaja akan siap melangkah ke tahap tugas selanjutnya, yaitu masa dewasa.



11
 

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Remaja adalah masa keika seorang anak mempunyai kebutuhan akan adanya teman atau sahabat, tahap ketika anak mulai terdorong untuk mencapai pedoman hidup yang bernilai bagi dirinya. Tugas perkembangan itu seniri mampu mengubah kepribadian seorang anak. Jika tugas ini berhasil ia lalukan dengan baik, maka tugas-tugas perkembangan itu sendiri akan mampu memberikan kebahagiaan kepada seorang anak. Sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya. Tugas-tugas perkembangan ini sangat penting dalam pembentukan karakter seorang remaja. Melalui tugas-tugas perkembaangan itu sendiri, seorang remaja akan mampu menjadi remaja yang lebih baik. Apabila tugas-tugas ini mampu dilaksanakan dengan baik, maka niscahya seorang remaja akan siap melangkah ke tahap tugas selanjutnya, yaitu masa dewasa.

3.2 Saran
            Sebagai seorang remaja hendaknya mampu melakukan tugas-tugas perkembangan masa remaja denan baik, mengingat bahwa hal tersebut mampu membuat kita lebih mudah menentukan pilihan, serta membuat kita siap melangkah ketahap dewasa.



12
 

DAFTAR PUSTAKA


Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Rahmah, Elfi Yuliani. 2005. Psikologi Perkembangan. Ponorogo : STAIN Ponorogo Press.
Soemanto, Wasty. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT Remaja Rosda Karya.
Yusuf, Syamsu. 2008. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung : Pt Remaja Rosdakarya.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar