TUGAS WEDA I
“KEDUDUKAN VEDA DALAM AGAMA HINDU"
Oleh :
Nama : Ni Kadek Ayu Dwi Melati
NIM :
11.1.2.2.1.184
Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Agama
Prodi : Pendidikan Bahasa Bali
Kelas/smt : PBB-C/III (Tiga)
Veda
1.
Pengertian
Veda
Kata Veda dapat dikaji melalui 2 pendekatan, yaitu etimologi (akar kata) dan semantik (pengertian). Kata Veda berasal
dari akar kata Vid (dalam bahasa Sansekerta), yang artinya ‘mengetahui’ dan
dari akar kata ini berubah menjadi kata benda Veda yang artinya ‘pengetahuan’.
Dalam pengertian semantik, Veda berarti pengetahuan suci, kebenaran sejati,
pengetahuan tentang ritual, kebijaksanaan yang tertinggi, pengetahuan spiritual
sejati tentang kebenaran abadi, ajaran suci atau kitab suci sumber ajaran agama
Hindu.
Menurut Maharsi Sayana, kata Veda yang berasal dari
urat kata Vid yang berarti ‘untuk mengetahui’ dan Veda berarti kitab suci yang
mengandung ajaran yang luhur untuk menuntun menuju kehidupan yang baik dan
menghindarkannya dari berbagai bentuk kejahatan ( Iṣṭa prāpy aniṣṭa parihara yoralaukikam upayaṁ yogranto vedayati sa
vedaḥ ).
Svami Dayananda Sarasvati dalam bukunya Rgvedadi Bhasya Bhumika (Penjelasan dan
Komentar Terhadap Rgveda) yang ditulisnya dalam bahasa Hindi menyatakan kata
Veda berasal dari 4 urat kata Veda berikut.
a. Vid : mengetahui (Anadi,Set,Parasmaipada)- Vetti
b. Vid : menjadi ada (Divadi,Anit)- Vidyate
c. Vid : membedakan (Rudhadi,Anit)- Vinte
d. Vidl : mencapai (Tudadi,Set)- Vindati atau Vindate
Maurice
Winternitz di dalam bukunya A History Of
Indian Literature, volume I menyatakan bahwa Veda (Rg Veda) adalah monument
dan susastra tertua di Dunia. Ia menyatakan “Bila kita ingin mengerti permulaan
dari kebudayaan kita yang tertua, kita harus melihat Rg Veda sebagai susastra
tertua yang masih terpelihara. Sebab pendapat apapun yang kita punyai mengenai
susastra maka dapat dikatakan bahwa Veda adalah susastra Timur tertua dan
bersamaan dengan itu merupakan monument susastra tertua.” Demikian pula
Bloomfield dalam bukunya The Religion of Veda menyatakan bahwa Rgveda bukan
saja monument tertua umat manusia, tetapi juga dokumentasi di Timur paling tua.
2. Bahasa Veda
Veda
sebagai wahyu Tuhan Yang Maha Esa diyakini kebenarannya oleh seluruh umat
Hindu. Kebenaran Veda sudah tidak perlu diragukan kembali. Lalu, mengetahui
bahwa usia Veda sudah sangat tua, maka muncullah sebuah pertanyaan, bahasa
apakah yang sekiranya digunakan dalam penulisan Veda? Bila kita merenungkan
kembali dan mengamati dengan seksama, maka bahasa yang digunakan dalam veda
adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat ditempat wahyu itu diturunkan.
Mengingat bahwa Sapta Rsi penerima wahyu Tuhan menggunakan bahasa Sansekerta,
maka dapat disimpulkan bahwa bahasa yang digunakan dalam weda adalah bahasa
Sansekerta pula.
Istilah
atau nama Sansekerta sebagai nama bahasa ini dipopulerkan oleh seorang maharsi
bernama Pānini. Mahārṣi Pānini pada waktu itu mencoba menulis sebuah kitab
Vyākaraṇa, yaitu kitab tata bahasa Sanskerta yang terdiri dari delapan Adhyaya atau Bab yang terkenal dengan
nama Astadhyayi yang mencoba mengemukakan bahwa bahasa yang digunakan Veda
adalah bahasa dewa-dewa yang dikenal pula dengan nama Daivivak yang artinya
bahasa atau sabda devatā.
Pengaruh
kitab Astadhyayi sangat besar dalam perkembangan bahasa Sansekerta. Dengan
perkembangannya yang pesat sesudah diturunkannya Veda kemudian para ahli
membedakan bahasa Sanskerta ke dalam 3 kelompok :
a. Bahasa
Sanskerta Veda (Vedic Sanskrit) yakni
bahasa sanskerta yang digunakan dalam Veda yang umumnya jauh lebih tua
dibandingkan dengan bahasa Sanskerta yang kemudian digunakan dalam berbagai
susastra Hindu seperti dalam Itihasa, Purana, Dharmasastra, dan lain-lain.
b. Bahasa
Sanskerta Klasik (Classical Sanskrit)
yakni bahasa sansekerta yang digunakan dalam karya sastra (susastra Hindu)
seperti Itihasa (Ramayana dan Mahabrata), purana (18 Mahapurana dan 18 Upapurana),
Smrti (kitab-kitab hukum/Dharmasastra), kitab-kitab agama (Tantra), dan Darsana
yang berkembang sesudah Veda.
c. Bahasa
Sanskerta Campuran (Hybrida Sanskrit)
dan untuk Sanskerta di Indonesia oleh para ahli menyebutnya sebagai Archipelago Sanskrit atau bahasa
Sanskerta kepulauan yakni bahasa Sanskerta yang digunakan di tanah air.
d. Umur Veda
Tentang kapan diturunkannya Veda
atau kapankah para Rsi penerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa yang kemudian kita
kenal dengan nama Veda tidaklah dapat diketahui dengan pasti. Umat Hindu
meyakini bahwa Veda bersifat “Anadhi-Ananta” yang artinya tidak berawal dan
tidak berakhir dalam pengertian waktu. Hal ini menunjukkan bahwa sebelum itu
atau tidak ada sesuatu yang lebih awal dari Veda.
Berbagai pendapat para sarjana baik
di Barat maupun di Timur semuanya tidaklah sama. Berangkat dari hal tersebut,
maka pendapat para ahli mengenai kapan wahyu Veda diterima adalah sebagai
berikut.
a. Vidyaranya
menyatakan sekitar 15.000 th SM.
b. Lokamanya
Tilak Shastri menyatakan 6.000 th SM.
c. Bal
Gangadhar Tilak menyatakan 4.000 th SM.
d. Dr.
Haug memperkirakan 2.4000 th SM.
e. Max
Muller menyatakan sekitar 1.200-800 th SM.
f. Heina
Gelderen memperkirakan 1.150-1.000 th SM.
g. Sylvain
Levy memperkirakan 1.000 th SM.
h. Stutterheim
memperkirakan 1.000-500 th SM.
Demikian
pendapat para sarjana memperkirakan mengenai masa diturunkannya Wahyu Veda yang
sudah sangat tua, namun sampai kini ajaran Veda masih relevan, menjadi sumber
ajaran agama Hindu dan senantiasa menjadi pegangan bagi umat Hindu.
Kedudukan Veda dalam Agama Hindu
1.
Veda
Sebagai Kitab Suci dan Sumber Ajaran Hindu
Sebagai kitab suci agama Hindu, maka
ajaran Veda diyakini dan dipedomani oleh umat Hindu sebagai satu-satunya sumber
bimbingan dan informasi yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari ataupun
untuk melakukan pekerjaan-pekerrjaan tertentu. Veda dinyatakan sebagai kitab
suci karena sifat isinya dan yang menurunkannya pun adalah Tuhan yang diyakini
Maha Suci. Apapun yang diturunkan sebagai ajaran oleh Tuhan kepada umat manusia
kesemuanya itu merupakan ajaran suci. Lebih-lebih isinya dapat dijadikan
pedoman bimbingan tentang bagaimana hidup yang suci harus dijalankan.
Sebagai kitab suci, Veda adalah sumber ajaran agama
Hindu sebab dari Vedalah mengalir ajaran yang merupakan kebenaran agama Hindu.
Ajaran Veda dikutip kembali dan memberikan vitalitas terhadap kitab-kitab
susastra Hindu pada masa berikutnya. Dari kitab Veda(Sruti) mengalirlah
ajarannya dan dikembangkan dalam kitab-kitab Smrti, Itihasa, Purana, Tantra,
Darsana dan Tatwa-tatwa yang kita warisi di Indonesia.
Veda mengandung ajaran yang memberikan keselamatan
di Dunia ini dan di akhirat nanti. Ajaran Veda tidak terbatas hanya sebagai
tuntunan hidup individual saja, tetapi juga dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Veda menuntun hidup manusia sejak lahir hingga akhir menutup mata.
Segala tuntunan hidup ditunjukkan kepada kita oleh ajaran Veda.
2.
Veda
sebagai Wahyu Tuhan
Umat Hindu yakin bahwa kitab sucinya itu merupakan
wahyu atau sabda Tuhan Yang Maha Esa yang disebut Sruti yang artinya yang
didengar ( revealed teachings). Veda sebagai himpunan sabda atau wahyu berasal
dari Apauruseya (yang artinya bukan dari Purusha atau manusia), sebab para rsi
penerima wahyu berfungsi hanya sebagai instrument(sarana) dari Tuhan Yang Maha
Esa untuk menyampaikan ajaran suci-Nya.
Terhadap pernyataan ini Swami Dayananda Sarasvati
menyatakan : Veda adalah sabda-Nya dan segala kuasa-Nya bersifat abadi. Swami
Dayanandapun menambahkan : Rgveda, Yajurveda, Samaveda dan Atharvaveda berasal
dan merupakan sabda-Nya, Tuhan Yang Maha Agung dan Sempurna, Para Brahman yang
memiliki kekuasaan yang menjadikan diri-Nya sendiri, penuh kesadaran, supra
empiris, dan sumber kebahagiaan dan Veda merupakan sabda-Nya yang bersifat
abadi.
Swami
Dayananda mengacu pada Yajur Veda berikut “
“Tasmad yajnat sarvahuta
Rcah samani jajnire
Chandamsi jajnire tasmad
Yajus tasmad ajayata”
Yajur
Veda XXXI.7.
(Dari
Tuhan Yang Maha Agung dan kepada-Nya umat manusia mempersembahkan berbagai
yajna dan dari pada-Nya muncul Rgveda dan Samaveda. Dari padanya muncul
Yajurveda dan Samaveda.)
Tentang para Rsi yang menerima wahyu Tuhan
dan menyampaikan secara lisan melalui tradisi kuno, yakni parampara (sistem perguruan), seorang philologist Veda dan penyusun
kitab Nirukta yang bernama Yaskācarya menyatakan :
”Rsayo
mantradrastarah rsirdadarsanat
Stoman
dadarsety aupamayavah
Yadenan
tapasyamanan brahmasvayambhu
Abhyanarsat
tad rsinam rstvam iti vijnayate.”
Nirukta II.11.
(Para
rsi adalah mereka yang menerima wahyu. Kata rsi berarti drasta. Acarya Upamanyu
menyatakan : mereka yang karena ketekunannya melakukan Tapa, menerima wahyu
Tuhan Yang Maha Esa disebut rsi.)
Jadi
berdasarkan kutipan tersebut di atas, para rsi adalah mereka yang menerima
wahyu Tuhan, karena kesucian pribadinya, mereka menerima sabda sucinya. Ada
beberapa cara seorang rsi menerima wahyu Tuhan Yang Maha Esa, yaitu melalui :
a. Svaranada,
yakni gema yang diterima para rsi dan gema tersebut berubah menjadi sabda atau
wahyu Tuhan Yang Maha Esa, kemudian wahyu itu disampaikan kepada para sisyanya
di dalam asrama ( Pasraman).
b. Upanisad,
pikiran para rsi dimasuki oleh sabda Brahman sehingga pikiran para rsi itu
berfungsi sebagai sarana yang menghubungkan Tuhan Yang Maha Esa dengan para
siswa rsi tersebut. Sabda rsi (guru) adalah sabda Brahman yang disampaikan
dalam suasana pendidikan dalam garis perguruan yang disebut “param-para”. Para
siswa duduk dekat di kaki guru untuk menerima ajarannya.
c. Darsana
atau Darsanam, yakni rsi atau orang
suci berhadapan dengan deva-deva seperti halnya Arjuna berhadapan dengan dewa
Indra atau Siva dalam suatu pandangan gaib dengan mata rohani.
d. Avatara,
yakni manusia berhadapan dengan Avatara-Nya, seperti halnya Arjuna menerima
wejangan suci Bhagawad Gita dari Sri Krsna sang Purna Avatara.
Pengertian
Veda sebagai wahyu Tuhan Yang Maha Esa adalah merupakan pengertian yang amat
penting didalam memahami Veda itu sendiri. Demikianlah Veda meruakan wahyu dari
Tuhan Yang Maha Esa yang ditrerima oleh para Maharsi dan merupakan sumber
ajaran agama Hindu yang kekal abadi (Anadi-Ananta)
3.
Veda
sebagai Sumber Hukum Hindu
Peletak dasar hukum Hindu, Maharsi Manu
menjelaskan bahwa Veda adalah sumber dari segala Dharma, :
“Vedo’khilo darma mularin
smrti sile ca tad vidam,
Acaras caiva sadhunam
atmanastustir eva ca”
Manavadharmasastra,
II.6
(Veda
adalah sumber dari segala Dharma, yakni agama, kemudian barulah Smrti,
disamping Sila (kebiasaan atau tingkah laku yang baik dari orang yang
menghayati dan mengamalkan Veda) dan kemudian Acara yakni tradisi-tradisi yang
baik dan orang-orang suci atau masyarakat yang diyakini baik serta akhirnya
Atmanastusti, yakni rasa puas diri yang dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa).
Berdasarkan kutipan diatas, kita
mengenal sumber-sumber hukum Hindu menurut kronologisnya seperti berikut :
a. Veda
( Sruti )
b. Smrti
( Dharmasastra )
c. Sila
( Tingkah laku orang suci yang telah mendalami Veda )
d. Acara
( adat isitiadat yang disakralkan )
e. Atmanastusti
( kepuasan pribadi )
Untuk menegaskan
tentang kedudukan sumber-sumber hukum Hindu itu, lebih jauh sloka-sloka
Manavadharmasastra menyatakan sebagai berikut :
”Srutistu
vedo vijñeyo
dharmaśāstraṁ
tu vai smṛtiḥ
te
sarvattheśvamimaṁsye
tabhyaṁ
dharmohi nirbabhau”
manavadharmasastra
II.10
(Sesungguhnya
Sruti (wahyu) adalah Veda, demikian pula Smrti itu adalah Dharmasastra,
keduanya tidak boleh diragukan dalam hal apapun, sebab keduanya adalah kitab
suci yang menjadi sumber dari agama dan hukum Hindu.)
Masih banyak
kita jumpai sloka-sloka yang menekankan pentingnya Veda sebagai sumber hukum
Hindu dalam meningkatkan kualitas pribadi maupun masyarakat. Dengan demikian
Veda dapat dikatakan bersifat obligator, baik untuk dihayati, dipahami, dan
diamalkan.
Ssebagai umat Hindu, saya sangat kagum dg wawasan Anda. Diantara para remaja yg bgt mudah larut arus modernisasi, Anda adalah mutiara cemerlang. Selain cerdas juga cantik serta tentunya berhati cantik pula. Semoga Tuhan selalu melindungi Anda dan menjadi insan yg berguna terutama bagi Agama kita, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara!
BalasHapusiya Bapak, terimakasih. Semoga posting ini dapat bermanfaat bagi orang banyak. ^_^
HapusKak kalo bisa isi pertanyaannya ya trims
BalasHapusMAKASI
BalasHapusTUGAS JADI KELAR