om swastyastu

om swastyastu
om swastyastu.. selamat datang..

Jumat, 03 Juli 2015

PENURUNAN TINGKAT STRESS MELALUI MEDITASI

OLEH :
NI KADEK AYU DWI MELATI
NIM : 11.1.2.2.1.184
IHDN DENPASAR
 
------------------------------------------------------------------------------------------------------

BAB I
PENDAHULUAN

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kemajuan ini semakin hari semakin memudahkan manusia untuk berkehidupan. Pengetahuan dan teknologi kini bahkan dapat dikatakan sebagai konsumsi wajib bagi masyarakat modern, untuk mempermudah dan memajukan kualitas hidup masyarakat tersebut.
Dunia medis tentu tidak luput dari serangkaian kemajuan yang dihadirkan oleh pengetahuan serta teknologi. Banyak kini alat-alat medis canggih yang mampu mengetahui segalanya yang ada dalam tubuh manusia tanpa harus membedah tubuh manusia itu sendiri. Bahkan tak jarang pula penyakit-penyakit yang dulu dikatakan mematikan sebab tidak ada obatnya, kini telah mampu terobati dan menyembuhkan pasien dengan cepat.
Sangat mengejutkan sebab di tengah kemajuan pesat dalam dunia medis adalah masih banyak manusia yang tidak bisa mengobati penyakitnya. Jumlah gangguan kesehatan yang disampaikan oleh masyarakat terus bertambah panjang. Tanpa meremehkan usaha yang dilakukan oleh para ahli medis, banyak dari kasus yang ada tidak menemukan jawaban yang memuaskan serta tidak dapat diatasi dengan baik. Sakit tanpa obat ini tidak hanya di alami oleh Negara-negara berkembang saja, bahkan mereka yang tinggal di negara maju dan terkemuka di dunia tidak mampu memperbaiki gangguan kesehatan dengan jalan perkembangan pengobatan medis. Hal ini banyak disebabkan oleh sakit pikiran.
Pikiran merupakan suatu objek terpenting dalam kehidupan seorang manusia. Manusia dikatakan hidup dalam dunia yang tercipta oleh pikirannya sendiri. Ia dikatakan hidup dalam dunia yang terefleksi dari apa yang ia pikirkan. Jika tidak dalam dunia masa lalu, manusia hidup dalam dunia masa depan. Kenyataan ada di depan manusia itu sendiri, tetapi sebagian dari mereka tidak melihat karena pikiran mereka tidak berada dalam dunia saat ini. Sebagian lagi melarikan diri, entah ke dunia masa lalu atau dunia masa depan. Jadi pikiran telah memperdaya  manusia sekian lama. Hanya beberapa manusia saja yang telah mengendalikan pikirannya dan hidup dalam dunia nyata, dalam dunia saat ini apa adanya. (Ananda : 2001 : 1)
Pikiran dikatakan pula sebagai sebuah alat untuk manusia mencapai kebebasan. Tetapi kenyataannya, sekarang ini manusia mengalihkan pikiran menjadi alat yang membelenggu dan mengikat hidup manusia. Pikiran memiliki kekuatan yang mutlak untuk mampu membuat pemiliknya bahagia, bahkan menderita. Dari sehat menjadi sakit, dari tenang menjadi gelisah, khawatir, stres dan sebagainya. Kenyataan ini membuat tidak sedikit manusia sekarang memiliki penyakit pikiran.
Menurut Elfiky (2014: 6) menyatakan kekuatan pikiran ada 20 jenis di antaranya: (1) berpikir berpengaruh pada penghargaan diri; (2) berpikir berpengaruh pada kepercayaan diri; (3) berpikir berpengaruh pada kondisi kejiwaan; (4) berpikir berpengaruh pada kondisi kesehatan; (5) berpikir melampaui batas zaman; (6) berpikir tidak mengenal jarak; (7) berpikir tidak mengenal waktu; (8) berpikir bisa meningkatkan dan melemahkan kekuatan; (9) berpikir melahirkan kebiasaan; (10) berpikir dan hirarki intelektual; (11) berpikir berpengaruh pada akal bawah sadar: (12) berpikir berpengaruh pada citra diri; (13) berpikir berpengaruh pada produktivitas; (14) berpikir berpengaruh pada perilaku; (15) berpikir berpengaruh pada indra; (16) berpikir berpengaruh pada fisik; (17) berpikir berpengaruh pada hati; (18) berpikir menyusun pola pikir (mindset); (19) berpikir membuat file-file akal; dan (20) berpikir memiliki proses yang kuat.
Sebuah fakta yang mengejutkan menyatakan bahwa sebagian besar orang di seluruh dunia menderita sakit pikiran. Sakit ini berupa tekanan mental, kecemasan, depresi, dan frustasi. Dari sekian banyak pasien tersebut sebagian besar diantaranya tidak mau pergi ke dokter ataupun berkonsultasi dengan psikolog dan psikiater. Sedangkan mereka yang memilih pergi ke dokter dianjurkan untuk minum obat penguraang rasa sakit  dan obat penenang sepanjang hidup mereka, sehingga terancam efek samping pengaruh obat tersebut.  
Salah satu hal yang mampu menjadi jawaban untuk meredakan bakhan mengobati sakit pikiran itu adalah melalui Yoga. Yoga tidak hanya terbatas pada latihan-latihan fisik (badan) tetapi yoga juga kaya akan latihan-latihan untuk pikiran dan jiwa. Dapat dikatakan bahwa yoga adalah suatu metode untuk mencapai keselarasan tubuh, pikiran dan jiwa yang terbaik dan terlengkap. Pengaruh pikiran terhadap tubuh lebih kuat dari pada pengaruh tubuh terhadap pikiran.
Yoga secara etimologi berasal dari akar kata sansekerta “ yuj “ yang artinya menyatukan diri dengan Tuhan (Donder: 2009). Pengertian lain dari yoga adalah penyatuan, yaitu penyatuan antara jiwa spiritual dengan jiwa universal. Dikatakan pula bahwa yoga adalah pembatasan pikiran-pikiran yang selalu bergerak. Yoga dalam Rg Weda, yoga disimbulkan dengan “tapas“ yang lebih fokus dengan pengendalian indria.  Dalam Sutra Patanjali: disebutkan “Sthiram, Sukham, Asanam” Ketetapan, kemantapan, ketahanan.
Yoga bukan hanya sekedar latihan fisik tetapi juga kaya akan latihan terhadap mental yang harmoni untuk membangkitkan kedamaian pikiran. Sebuah pepatah mengatakan di dalam pikiran yang sehat terdapat dalam tubuh yang sehat pula. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa tubuh dapat mempengaruhi pikiran  dan pikiran juga dapat mempengaruhi tubuh. Kemarahan, cinta yang membabi buta, kebencian, duka, kepercayaan, harapan, malu, takut, kebaikan, kecemburuan, semuanya adalah jenis emosi yang berbeda-beda. Hal-hal kecil dapat mengubah emosi menjadi temperamental.
Yoga tidak mengajarkan untuk menjauhi benda-benda material atau hubungan-hubungan dengan masyarakat. Akan tetapi yoga mengajarkan untuk mengendalikan indria dan pikiran sehingga secara perlahan kita bisa melepaskan diri dari belenggu atau keterikatan. Begitu bisa melepaskan diri dari keterikatan ini, maka seseorang akan lebih mensyukuri apapun keadaannya sekarang. Hal ini disebabkan munculnya kesadaran bahwa apapun yang dimiliki sekarang adalah titipan yang harus dijaga dengan baik sampai mereka kembali ke asalnya.
Yoga mengajarkan untuk hidup lebih teratur, sehat dan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik. Melakukan latihan pernapasan (pranayama) adalah sebuah cara dalam yoga yang berfungsi untuk menyuplai oksigen yang cukup ke seleruh organ tubuh terutama otak. Apabila otak telah mendapatkan asupan oksigen yang cukup, maka pikiranpun akan menjadi lebih santai dan tenang. Pada saat pikiran tidak tenang maka irama napas pun menjadi tidak teratur dan pendek kemudian tekanan darah meningkat. Sebaliknya, pada saat pikiran tenang maka napas menjadi teratur dan panjang, tubuh terasa santai dan nyaman. Jadi jika kita bisa mengatur pernapasan dengan teknik pranayama maka dengan sendirinya kita bisa mengenalikan pikiran dan indria-indria (Somvir : 2009 : 4)

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Stres
Dunia dikatakan sebagai refleksi dari sebuah pikiran. Pikiran dikatakan mampu mempengaruhi segala yang ada di dunia ini. Segalanya bergerak dan hidup karena pikiran Tuhan. Manusia hidup karena ia tetap berpikir. Berpikir untuk makan saat merasakan lapar, berpikir untuk minum saat merasakan haus, serta berpikir untuk tidur saat merasakan kantuk. Manusia dikatakan tidak hidup (seperti mati dan tidak berjiwa) saat pikirannya tidak sehat, atau bahkan berhenti berpikir.
Manusia pada jaman sekarang tidak bias terlepas dari beban pikiran. Semakin bertambahnya usia, maka semakin bertambah pula bebannya. Setiap beban yang dipikul, tidak semuanya mampu teratasi sebagaimana seharusnya. Sebagian ada yang teratasi dengan mudah, sebagian lagi bahkan tak pernah bisa diatasi. Beban-beban yang terasa sulit untuk diatasi akan menyebabkan sebuah perasaan cemas, resah, dan gelisah pada pikiran seseorang. Keadaan di mana seseorang tidak mampu mengendalikan beban pikirannya sehingga membuatnya cemas inilah yang dikenal dengan sebutan stres.
Stres erat kaitannya dengan kata-kata yang berhubungan dengan penyakit kejiwaan dan pikiran. Penyakit-penyakit ini diantaranya perasaan resah, frustasi, cemas, kegelisahan, galau, bahkan kegilaan. Orang yang mengalami gangguan pada cara berpikirnya akan membuat situasi tubuhnya tidak seimbang sehingga membuat ketidak seimbangan antara fisik dan fsikisnya. Ketidak seimbangan ini kerap membuat perasaan tidak enak pada diri seseorang yang tidak mampu didefinisikan secara gamblang. Atau dengan kata lain pendefinisiannya adalah secara abstrak, tergantung dari objek perasanya.
Stres adalah ketidaksesuaian antara situasi yang diinginkan dengan keadaan yang sesungguhnya terjadi. Hal ini disebabkan oleh terjadinya kesenjangan antara tuntutan lingkungan dan kemampuan individu untuk memenuhinya yang dinilai potensial membahayakan, mengancam, mengganggu dan tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu untuk mengatasi masalahnya. Jadi, stres adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik (badan), atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol.
Kata stres dipinjam dari ilmu fisika dan teknik mesin, yang mempunyai arti yang pasti sebuah kekuatan pada jarak yang cukup untuk dapat mengubah atau merusak bentuk. Dalam psikiatris praktis, stres mencangkup juga reaksi fisik dan emosional individu terhadap tekanan dari lingkungan dan dari dirinya sendiri. (Cheng: 2007)
Ada dua jenis utama dari stres. Pertama adalah stres yang meliputi kehilangan orang yang dikasihi, atau pekerjaan, penghargaan diri yang rendah yang disebabkan oleh tingkat aspirasi yang kemustahilannya tinggi. Kedua adalah stres yang mencangkup ancaman-ancaman terhadap status, cita-cita, kesehatan, dan keamanan individu. Stres dapat menjadi bagian kehidupan yang tak terelakan, dan menyebabkan seseorang terus menerus terusik. Bila stres seperti ini yang terjadi adalah mungkin akan menjadi beban yang terlalu berat dan mengakibatkan penderitaan secara fisik atau mental, atau kedua-duanya.

2.2. Gejala Stres
Gejala dari seseorang yang mengalami stres tentu tidak dapat digambarkan secara jelas dengan definisi dan kata-kata. Ciri-ciri atau gelaja stres sesungguhnyahanya dapat dipahami dan dijelaskan oleh orang yang mengalami stres itu sendiri. Gejala-gejala stres timbul selain dalam bentuk ekspresi perasaan, terkadang juga banyak muncul pada psikis (jasmani) seseorang. Banyak keluhan-keluhan pada penderita stres yang susah untuk digambarkan karena pada dasarnya perasaan stres ini adalah perasaan yang abstrak.
Ada beberapa tanda umum stres yang terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Tanda-tanda umum ini bisa dibagi ke dalam tiga kategori. Tanda tersebut adalah pertama yang yang terlihat dari segi psikis yaitu kemampuan kognitif dan juga emosinya. Biasanya penderita stres dari segi psikisnya akan mudah depresi, frustasi, mudah marah dan cepat tersinggung. Selain itu adapula orang stres yang mengalami perasaan bersalah yang berlebihan, ketidakberdayaan atau pun keputusasaan, rendah diri, kurang percaya diri, serta khawatir akan sesuatu secara berlebihan.
Tanda atau gejala stres yang ke dua adalah secara fisik. Orang yang sedang stres bisa mengalami sakit kepala, nyeri otot, nyeri dada serta denyut jantung yang lebih cepat. Selain itu ada pula sebagian yang mengalami stres akan merasakan susah tidur (insomnia), diare/sembelit, kesemutan, dan gangguan pencernaan.
Tanda atau ciri stres yang terakhir terlihat dari tingkah laku perilaku seseorang. Penderita yang sedang stres dapat berprilaku aneh seperti mengisolasi diri dari orang lain, kesulitan menjalin hubungan, kegiatan dilakukan dengan tergesa-gesa, serta menghindari kontak mata. Ada juga yang kebersihan pribadinya kurang terjaga, tidak memperhatikan penampilan diri, serta buruk dalam manajemen waktu.

2.3.  Faktor Penyebab Stres
Apabila ada sebuah gelaja, tentu aka nada pula faktor-faktor penyebab sehingga stres tersebut dapat terjadi. Faktor-faktor penyebab ini adalah kunci bagaimana perasaan stres tersebut dapat terjadi. Stres dapat disebabkan oleh banyak faktor. Faktor ini biasanya berupa sebuah perubahan. Entah itu perubahan yang baik maupun yang buruk. Adapula faktor karena masalah-masalah pribadi, kesulitan-kesulitan fisik, penyakit, dan lain-lain.
Masing-masing individu mengalami stres yang berbeda faktornya. Penyebab stres ini berbeda tergantung dengan individu dan situasi yang membelenggunya. Anak-anak dengan orang tua tentu akan berbeda penyebab stresnya. Begitu pula wanita dengan pria, pasti berbeda setiap orang. Seorang wanita karir akan memiliki faktor dan tingkat stres berbeda dengan seorang ibu rumah tangga. Seorang mahasiswa juga akan memiliki penyebab stres berbeda dengan anak usia 10 tahun.
Setiap periode dari kehidupan seseorang memiliki seperangkat stresnya sendiri. Pada awal kehidupan, anak berjuang mengatasi kehadiran keluarga yang tiba-tiba dan tuntutan bersekolah. Penyesuaian diri selanjutnya di sekolah adalah dengan kepribadian guru dan temen-temen sekelasnya yang dapat menjadi sangat penuh stres. Selain itu, masalah-masalah hubungan antara anak lelaki dan perempuan di masa remaja juga sangat-sangat mempengaruhi rasa stres dari seorang anak.
Stres yang biasa dialami oleh anak-anak cenderung lebih kecil kapasitasnya dari orang tua. Hal ini disebabkan sifat anak kecil yang cenderung mudah melupakan kesedihan dan beban pikirannya. Stres yang dialami oleh anak kecil kemungkinan berkutat pada hal-hal kecil seperti tidak dipenuhi keinginannya untuk membeli sebuah mainan. Ada pula kemungkinan stres ini terjadi karena makanannya dimakan oleh kakaknya, atau bahkan stres karena dimarahi oleh orang tuanya.
Selanjutnya stres yang dialami oleh remaja, baik itu pelajar atau mahasiswa. Sebuah penyebab klasik penyebab stres nomor satu dari seorang pelajar tentu saja tugas dan pelajaran. Tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan guru terasa susah untuk diselesaikan sehingga membuat pikiran seorang siswa tertekan dan stres. Faktor lain yang biasa dialami oleh remaja adalah masalah asmara. Masalah-masalah kecil dalam sebuah hubungan antara sepasang kekasih sering membuat beban dalam pikiran individu terkait sehingga nantinya akan membuat individu tersebut mengalami stres.
Ada  pula penyebab stres lain yang dialami oleh orang dewasa, baik yang sudah bekerja maupun belum bekerja. Salah satunya adalah  masalah karir. Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan akan cenderung memiliki beban pikiran berupa tekanan untuk segera mendapatkan pekerjaan. Berbeda halnya dengan seorang karyawan yang mengalami stres karena pekerjaannya yang dirasa sangat berat dan tidak bisa ditangani, sehingga memungkinkan untuk berpengaruh pada jabatan atau kedudukannya dalam pekerjaan. Selain itu tekanan atau pekerjaan yang diberikan oleh atasan yang dirasa di luar kemampuannya akan berpengaruh pula pada tingkat stres dari seorang karyawan.
Penyebab stres berbeda ditrunjukkan oleh kelompok orang dalam sebuah keluarga. Seorang istri akan mengalami stres apabila merasa tidak mampu menyelesaikan segala tugasnya sebagai istri, menantu, maupun ibu. Begitu pula seorang suami akan merasa stres dan terbebani pikirannya saat tidak mampu menuntaskan tugasnya sebagai seorang kepala keluarga. Terlebih lagi apabila ada masalah ekonomi yang sangat riskan dan paling sering menimbulkan rasa stres.
Beberapa buah stres juga timbul karena faktor kesehatan. Seseorang akan merasa stres saat merasa tidak mampu menghadapi kondisi kesehatannya. Misalkan saja saat seseorang mengalami beberapa penyakit seperti penyakit seperti radang usus, sakit kepala, migren, depresi, tekanan darah tinggi, stroke, dan serangan jantung. Stres yang berkelanjutan dapat melemahkan system kekebalan tubuh, dan sebagai hasilnya system tersebut dapat menjadi kurang efektif dalam memerangi infeksi. Beberapa ahli bahkan meyakinkan bahwa stres yang berlebihan dapat berkontribusi pada perkembangan dan peningkatan kanker.
Pada waktu stres, tubuh memproduksi zat-zat kimia otak dan hormone-hormon, termasuk adrenalin dan hydrocortisone, yang menstimulasi apa yang dikenal sebagai respon “lawan atau lari”. Adrenalin meningkatkan detak jantung dan pernapasan, dan mempersiapkan tubuh untuk melawan ancaman dari luar, atau lari darinya. Hydrocortisone membantu mempertahankan kesiapan untuk menghadapi stres. Demikianlah ketika kita mendengar berita buruk di telepon, seketika reaksi kita dipicu oleh adrenalin, yang diikuti oleh peningkatan pengeluaran hydrocortisone. Hormone-hormon tersebut membantu kita mengatasi stres dalam jangka pendek, yang bagaimanapun dapat menjadi masalah kesehatan jika kita menjadi sasaran stres jangka panjang.
Stres yang terus menerus menyebabkan tubuh mengeluarkan andrenalin dan hydrocortisone terus menerus, dan pada waktunya kehadiran mereka di dalam aliran darah dapat bersifat erosive. Sebagai contoh kadar adrenalin tinggi yang berkepanjangan, memaksa jantung dan paru-paru bekerja lembur dan mempertahankan tekanan darah di atas normal. Pada waktunya perubahan ini dapat berkontribusi pada stroke atau serangan jantung.

2.4. Meditasi
Delapan tahapan dalam yoga yang termuat dalam astangga yoga dikatakan akan mampu menyeberangkan manusia dari lautan penderitaan. Penderitaan tersebut baik berupa penderitaan jasmaniah, maupun rohaniah. Tahapan yoga tersebut semakin lama semakin berkembang dan banyak peminatnya. Hanya saja istilah astangga yoga terkesan asing bagi beberapa penerap ajaran yoga. Istilah yang kini sering dipergunakan untuk menyebutkan kegiatan-kegiatan penenangan diri dan pikiran dalam yoga tersebut dikenal dengan Meditasi.
Meditasi saat ini telah menjadi kebutuhan dan gaya hidup bagi semua lapisan masyarakat. Meditasi bukan hanya khusus dilakukan oleh orang-orang suci saja, namun dari berbagai kalangan melakoni meditasi. Meditasi atau dhyāna yang merupakan bagian dari ajaran yoga, seringkali diposisikan sebagai pil pemungkas untuk mengatasi segala penyakit serta masalah kehidupan yang diderita oleh manusia. Tidaklah salah jika sekarang ini meditasi menjadi incaran banyak orang yang haus akan spiritualitas yang tujuanya hampir sama yaitu hening (ketenangan batih/jiwa).
Dalam bahasa Sanskerta padanan istilah meditasi adalah dhyāna yakni pemusatan perhatian yang terus menerus kepada suatu objek sehingga orang yang bermeditasi sampai pada perenungan yang dalam. Meditasi adalah proses lebih lanjut dari dharana yang artinya berkonsentrasi atau pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu objek baik itu di dalam tubuh maupun di luar tubuh (Jendra,1995:14).
Suryani (1999: 11) mendefinisikan meditasi sebagai suatu proses pemusatan perhatian yang menyebar menjadi satu perhatian yang dilakukan secara sadar. Proses ini berjalan bertahap sesuai dengan keteraturan latihan yang dilakukan. Proses ini berlanjut dalam kehidupan sehari-hari. Meditasi adalah salah satu jalan untuk mencapai ananda (kebahagiaan). Dalam ajaran yoga meditasi juga mempunyai arti pemusatan pikiran yang berhubungan dengan usaha penenangan pikiran. Meditasi pada entitas tertinggi disebut dengan dhyāna. Ada gerakan pikiran yang meningkat terus menerus menuju Parama Purus’a (Sarkar, 1992: 149).
Meditasi hendaknya dilakukan tanpa paksaan dan harus sambil keinsafan diri bukan orang lain. Jadi memulai dengan atas kesadaran dan menyadari diri lebih baik. Keuntungan terbesar bagi mereka yang sering bermeditasi secara teratur adalah bertambahnya kekuatan pikiran, meditasi mengatur melatih kapasitas untuk menaruh perhatian lebih agresip dan mengarah dan merupakan kunci sukses dalam kehidupan. Dengan meditasi kita mengisi kembali pikiran dan kebiasaan baik ke dalam badan dan pikiran. Meditasi bisa tumbuh kesadaran mengenai perbedaan, tentang berbagai hal, orang dan pandangannya tanpa mempengaruhi keyakinan orang, meditasi dapat membantu mengembangkan kebiasaan baik, budi pekerti baik (Merta Ada, 2013).
Meditasi adalah disiplin pemusatan pikiran dan perasaan secara mental dan terus menerus pada obyek meditasi atau pada Tuhan. Meditasi adalah proses yang terjadi di tempat yang melampaui wilayah indera. Di antara konsentrasi yang terjadi pada lapis indera dan meditasi di tempat yang melampaui wilayanh indera, terdapatlah garis batasan, di situ terdapat chintanaatau kontemplasi. Samadhi adalah puncak atau klimaks meditasi. Dalam tingkat ini, pikiran dan perasaan hati yang bebas dari segala dorongan dan keresahan, terpusat sepenuhnya pada Tuhan atau pada kenyataan diri yang sejati. Kesadaran yang bermeditasi manunggal dengan obyek meditasinya dan tidak ada dualitas. (Arsa, 2007: 36)
Meditasi bukanlah jalan yang akan membuat kita hidup bebas dari kesusahan, masalah, kesulitan, kemalangan, dan yang lainnya. Meditasi tidak akan mampu menyelesaikan semua masalah tanpa adanya usaha dari seseorang. Meditasi hanyalah cara untuk kita lebih mampu mengatasi masalah dengan cara yang lebih tenang. Dengan perasaan yang lebih tenang, maka masalahpun akan teratasi dengan maksimal dan tanpa beban pikiran.
Meditasi juga bukan hanya sekedar pada perasaan yang bahagia saja. Kebahagiaan dan kesedihan, dia datang pada tempatnya masing-masing, karena sudah hukum karma yang bekerja. Ketika seseorang meledak dalam kemarahan, itu berarti kesadaranny sudah diambil alih oleh kemarahan. Ketika seseorang larut dalam kesedihan, berarti kesadarannya sudah diambil alih oleh kesedihan. Bedanya adalah apabila seseorang belajar meditasi, ketika kesusahan, ada masalah atau kesulitan, orang tersebut tidak akan berkelahi dengan kehidupannya. Rasa sakit dan pedih dalam kehidupan hentakannya ke dalam batin akan lebih sedikit apabila orang tersebut “sadar”. Sadar akan aktifitas bathin kita sendiri, sehingga kita tidak perlu “berkelahi” dengan kehidupan. Karena apapun yang terjadi pada saat itu, sadar dan istirahatlah disana. Kendalikan emosi dan tenangkan pikiran. Itulah hakikat meditasi. (Kurniawan: 2012)
Meditasi tidak hanya boleh dilakukan oleh seorang Maha Rsi atau Yogi saja. Meditasi dapat dilakukan oleh semua orang, tidak mengenal perbedaan gender maupun usia. Meditasi dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas diri sehingga menjadi pribadi yang tidak terkuasai pikiran negative, tidak hanya diperlukan bagi orang-orang dewasa saja. Sebab masalah yang membuat pikiran menjadi terbelenggu dengan perasaan cemas dan gelisah tidak membeda-bedakan ras, agama, keadaan sosial, usia, maupun kelamin. Segala belenggu keresahan itu akan menimpa laki-laki maupun perempuan, juga menimpa anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua.
Meditasi sering kali menimbulkan  kesan hanya untuk membuang-buang waktu belaka. Meditasi salah diartikan sebagai duduk diam dan mengosongkan pikiran. Orang-orang enggan melakukan meditasi karena memiliki rasa takut akan pikiran melayang, behalusinasi dan kadang-kadang dianggap mengakibatkan gila bila salah melangsungkan latihan. Belum lagi adanya cerita-cerita yang menghubungkan meditasi dengan kekuatan-kekuatan gaib dan ilmu hitam.
Sebenarnya pada tingkat yang paling mudah, meditasi lebih ditekankan pada tujuan meningkatkan konsentrasi, ketenangan, kepercayaan diri, mengurangi tekanan fisik dan mental. Serta tujuan meditasi lebi pada perbaikan karakter, pada cara-cara menghadapi tekanan hidup. Di tingkat yang lebih tinggi meditasi bertujuan untuk memperluas dan lebih  memahami tentang aspek-aspek kehidupan, toleransi dan lebih ke arah pemahaman tentang kasih sayang kepada sesama, berusaha mengurangi dan menghilangkan rasa benci dan dendam.
Meditasi pada tingkat yang lebih tinggi dan lebih maju bertujuan untuk membentuk sebuah kesadaran. Kesadaran yang dimakasud adalah keadaan di mana seseorang mampu menyadari dirinya yang sejati, tentang Tuhan yang bersemayam di dalam hati, Tuhan yang berada di mana-mana, Tuhan yang bersemayam di semua makhluk, menguatkan dan mengoptimalkan suara hati atau intusi. Intuisi akan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan, terutama pada saat menentukan keputusan yang besar dalam hidupnya.
Tentu di samping manfaat seperti di atas, ada juga manfaat sampingan dari meditasi. Manfaat itu seperti memiliki kekuatan batin, kemampuan membaca pikiran orang lain, kemampuan mempengaruhi pikiran orang lain, kemampuan melihat masa depan, dan lain-lain. Tetapi yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa hal-hal tersebut jangan terlalu dikejar dan bukan merupakan tujuan meditasi.
Banyak pula orang yang tertarik pada meditasi untuk mendapatkan kemampuan penyembuhan dan penyegaran tubuh dan pikiran. Banyak penyakit kejiwaan maupun fisik yang disembuhkan melalui proses meditasi. Umumnya meditasi dapat dipandang sebagai perjalanan ke dalam diri. Peralihan dari kebiasaan melihat keluar menjadi kedalam. Manusia membutuhkan saat-saat istirahat untuk mengembalikan kondisi tubuh, membawa kesegaran pada tubuh, emosional dan pikiran.

2.5. Langkah-Langkah dan Tingkatan dalam Meditasi
Sebelum mulaimelakukan meditasi, maka seseorang harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana tahapan-tahapandan persiapan dalam melakukan meditasi. Ada banyak pendapat terkait dengan bagaimana tata cara melakukan meditasi yang benar, namun dalam tulisan ini diuraikan lima langkah-langkah melakukan meditasi yang lumrah dilakukan (terlepas dari cara-cara meditasi Guru besar yang lain). (Kurniawan: 2012)
a)      Sebelum meditasi
Sebelum memulai meditasi, seperti juga kegiatan lainnya, yang pertama harus dilakukan adalah berdoa, memohon ijin pada Tuhan Yang Maha Esa. Selain memohon ijin, doa ini juga berfungsi untuk permohonan agar selama melakukan latihan dapat bermandaat baik bagi tubuh, serta tujuan untuk meditasi mampu tercapai dengan sempurna. Meditasi didahului dengan melantunkan Gayatri Mantram tiga kali dengan memakai Vijaya Mundra (tangan di dada, ibu jari dan telunjuk ditekuk, ujungnya bertemu di satu titik).
Kemudian sebelum memulai meditasi, tumbuhkan satu tekad kuat dalam bathin, bahwa meditasi tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga meditasi untuk semua mahluk. Dengan meditasi batin akan menjadi damai, tenang seimbang dan bahagia, serta kecendrungan negative kita seperti kemarahan, kebencian, dan kesombongan akan jauh berkurang. Dengan lebih sedikit marah dan benci, kita lebih sedikit melukai hati dan perasaan mahluk lain. Dengan lebih rendah hati, kita bisa menghormati orang lain dan menghormati perbedaan secara lebih baik. Dengan lebih sedikit serakah, kita lebih sedikit membuat orang lain menderita. Dengan lebih tenang seimbang, kita lebih sedikit membunuh nyamuk dan serangga. Dengan kata lain, kembali ke awal, meditasi kita mulai dengan suatu tekad, kita melaksanakan meditasi tidak hanya untuk diri kita sendiri tapi sekaligus juga untuk semua mahluk.

b)     Sarana meditasi
Sarana yang dipergunakan dalam meditasi haruslah yang nyaman. Nyaman dalam artian mampu menunjang pelaku meditasi sehingga dalam melakukan meditasi akan mencapai ketenangan jiwa dengan maksimal. Dalam buku Merealisasi Moksa karya Kurniawan disebutkan ada dua sarana, yaitu alas duduk dan pakaian.
1.      Alas duduk
Pakailah alas duduk atau bantalan yang cukup tebal (sekitar 5cm), tujuannya untuk menghindari tubuh fisik kontak langsung dengan energy gravitasi bumi. Seandainya tidak ada juga tidal apa-apa.
2.      Pakaian
Gunakan pakaian yang longgar, tipis dan terbuka agar tidak terlalu mengganggu kelancaran sirkulasi nadi dan energy tubuh. Semakin bebas semakin baik. Akan tetapi kalau tinggal di daerah dingin (misalnya di pegunungan) dimana ini tidak memungkinkan (juga tidak baik karena suhu dingin), selimutilah tubuh dengan kain tebal, yang penting pakaian tetap tidak ketat atau sifatnya mengikat bagian tubuh kita. Seandainya tidak bisa juga tidak apa-apa.

c)      Lokasi
 Meditasi sebenarnya bisa dilakukan di mana saja. Untuk dirumah, paling baik jika dilakukan di tempat yang memiliki vibrasi energy yang baik, seperti : sanggah atau merajan dirumah, di kamar suci atau di depan pelangkiran di kamar. Karena vibrasi tempat-tempat itu bisa membantu kita dalam meditasi. Seandainya tidak bisa juga tidak apa-apa, cukup cari tempat yang nyaman saja.
Menurut Maharsi Patanjali dalam buku Kesehatan dan Meditasi Matahari Terbit karya Arsa Dana, tempat meditasi yang baik adalah sebagai berikut.
1)      Di tempat alam tersenyum paling manis, di tempat laut, sungai, danau, di bukit, gunung, hutan atau air terjun.
2)      Udara tidak terlalu kering atau basahah, terlalu panas atau terlalu dingin. Hindari angin kencng.
3)      Terlindung dari hujan.
4)      Yang penting bersih, rapi, dan nyaman.
5)      Akan tiba waktunya bahwa tidak ada tempat dan waktu yang tidak baik untuk meditasi.
Selain pendapat Patanjali, buku Meditasi tersebut juga mengatakan hal lain terkait tempat pelaksaan meditasi. Tempat duduk untuk meditasi harus sedikit lebih tinggi dari lantai, kira-kira 2,5-5 sentimeter. Apabila punya, letakkan tikar dari rumput kusha atau rumput durbha, pada tikar itu bentangkanlah sehelai kulit rusa dan diatas kulit rusa tersebut letakkan kain putih yang dilipat. Kalau tidak ada, cukup kain selimut yang dilipat agak tebal.
d)     Waktu
Meditasi sebenarnya bisa dilakukan kapan saja. Tapi baik kalau kita melakukannya anatara jam 24.00 – 06.00 dini hari. Pertama pada saat itu udara bersih dan segar, kedua karena energy alam yang halus cenderung bebas dari gangguan vibrasi lain. Dan paling penting kita melakukannya pada moment tepat ketika matahari terbit, karena disaat tersebut matahari memancarkan berlimpah energy baik untuk diserap oleh tubuh kita. Dengan catatan khusus faktor waktu ini bukanlah sebuah pakem. Yang paling baik kita sendirilah yang menentukan kapan akan meditasi sesuai kondisi diri kita masing-masing.
Sad Guru (Arsa Dana: 2007) mengatakan, “Kau akan mendapat manfaat yang sebanding dengan lamanya waktu yang kau isi dengan memusatkan pikiranmu kepda-Nya. Jiwatman menyatu dengan Paramatma di malam hari sebanding dengan waktu, pikiran dan hatimu terpusat pada Tuhan dalam meditasi di siang hari”. Lakukanlah di tempat dan waktu yang sama setiap hari. Keteraturan waktu sangat penting dalam melaksanakan meditasi atau dhyana. Pada mulanya sediakan waktu beberapa menit setiap hari untuk bermeditasi, kemudian pada waktu dirasakan kebahagiaan jiwa yang sedang meningkat baik, perpanjanglah waktunya.


e)      Asana (sikap badan)
Dalam melakukan meditasi, ada beberapa sikap badan yang harus dilakukan. Sikap badan tersebut baik yang berupa cara duduk hingga posisi badan. Kunci dari sikap ini adalah kenyamanan.
1.      Badan
Badan mengambil sikap tubuh (asana) dengan padma asana atau padmasana, yaitu posisi duduk berbentuk bunga lotus. Atau boleh juga mengambil sikap tubuh (asana) dengan ardha padmasana, yaitu pososi duduk berbentuk setengah bunga lotus. Sikap tubuh terbaik adalah yang paling membuat kita nyaman. Silahkan bebeas memilih yang mana yang paling terasa nyaman. Kenyamanan duduk ini sangat berpengaruh pada keberlangsungan meditasi, sebab apabila duduk tidak nyaman, maka konsentrasipun akan terganggu.
2.      Punggung
Keadaan tulang punggung sebaiknya tegak lurus. Keadaan ini mampu untuk membiasakan diri meditator (orang yang melakukan meditasi) agar terbiasa dengan keadaan punggung tegak. Punggung yang terbiasa tegak tetapi tidak memaksa akan memperbaiki susunan tubuh si pelaku sehingga mampu terhindar dari penyakit tulang seperti nyeri tulang atau pembeungkukan tulang.nBila kita belum biasa dengan posisi punggung tegak lurus ini, kita bisa mula-mula melatihnya dengan bersandar pada dinding.
3.      Leher dan Mata
Leher tegak tetapi tidak tegang, kemudian mata setengah terpejam atau memandang ujung hidung. Leher yang tegak akan membantu pula untuk meluruskan dan memperbaiki susunan tulang dari tulang ekor hingga tengkorak, sehingga akan lebih membuat nyamansi meditator. Kemudia mata yang tidak terpejam sepenuhnya akan membantu seseorang untuk lebih berkosentrasi dengan memperhatikian ujung hidungnya. Hal ini akan membantu membuat pikiran dari si pelaku meditasi tidak berpetualang ke mana-mana.
4.      Tangan membentuk mudra
Ada ratusan jenis mudra dengan fungsinya masing-masing. Tapi yang sering  dipergunakan dalam latihan meditasi biasanya hanya dua saja. Bagi yogi pemula, disarankan memakai Dhyana Mudra. Telapak tangan ditumpuk dan ujung kedua ibu jari bertemu, seolah membentuk lingkaran. Tangan yang domain dipakai diletakkan dibagian atas, kalau anda kidal tangan kiri yang diatas. Fungsi mudra ini adalah untuk membantu konsentrasi.
Bagi yang konsentrasinya sudah cukup stabil, bisa menggunakan Jnana Mudra. Letakkan kedua tangan diatas lutut dan gunakan Jnana Mudra. Tiga jari menghadap keluar, tujuannya untuk melepaskan Tri Guna : Sattvam, Rajas, Tamas, melalui ketiga jari. Ujung ibu jari bertemu dengan ujung telunjuk, tujuannya adalah keheningan batin. Keheningan sempurna. Mudra ini adalah mudra kosmik penyatuan kesadaran dengan kesadaran universal.
Penting diperhatikan agar tubuh tidak boleh menyentuh bumi atau tubuh orang lain pada waktu meditasi. Hubungan dengan bumi membuat orang itu kehilangan arus ketuhanan yang timbul di dalam dirinya pada waktu meditasi.

2.6. Penurunan Tingkat Stres Melalui Meditasi
Pikiran sesungguhnya seperti seekor binatang liar yang tinggal dalam sebuah hutan (tubuh manusia). Meditasi mengajak seseorang untuk mengendalikan pikirannya sendiri. Pikiran diibaratkan seperti monyet yang selalu melompat dari satu pohon ke pohon yang lainnya. Pikiran merupakan persoalan pokok yang harus ditangani secara serius, dan mengendalikan pikiran ini merupakan aktivitas yang paling banyak menghabiskan energi (Donder, 2009: 201). Pikiran memiliki sifat seperti angin, api dan air. Kadang pikiran sangat bersemangat, kadang berubah-ubah dan sewaktu-waktu akan diam dalam ketenangan. Semua ini adalah kondisi pikiran apabila kita larut dengan sifat-sifat ini, maka hati tidak akan pernah tenang.
Melalui meditasi, pikiran akan dibawa keadaan yang begitu yaman dan lentur dari pengembaraan keinginan. Ibarat pohon yang ditiup angin kalau akarnya tidak kuat pasti akan tumbang. Tapi ketika akarnya kokoh dan pasti tidak tergoyahkan diterpa oleh angin yang kencang, dan mengikuti arah angin berembus bagaikan tarian yang begitu indah. Begitu pula halnya pikiran, yang dilatih dengan meditasi akan menjadi lembut, lentur dan kuat tidak mudah digoncangkan oleh keinginan-keinginan yang tidak menentu dan menjerumuskan kearah yang negatif.
Meditasi akan mampu membuat kemarahan yang tidak terkontrol, dendam, gelisah, kecewa yang berlebihan dan banyak lagi yang akan membawa kependeritaan menjadi lebih terarah kea rah yang lebih positif. Dari mengetahui bagaimana pikiran bekerja maka akan dapat diarahkan pada sasaran yang tepat sesuai dengan tujuan untuk mencapai sebuah ketenangan. Apabila pikiran telah tenang, tentu penyakit pikiran (stres) akan berkurang intentitasnya.
Stres melalui meditasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dari penenangan pikiran paling sederhana yang bisa dilakukan di rumah (duduk hening), hingga meditasi yang dikembangkan oleh beberapa Guru Besar di berbagai ashram ternama. Teknik meditasi penurun tingkat stres dewasa ini sangat berguna bagi kehidupan manusia yang semakin lama semakin terbelenggu pada ikatan-ikatan beban kehidupan. Selain itu, meditasi juga merupakan salah satu jawaban dari segala pertanyaan terkait penyakit-penyakit pikiran yang tidak mampu terobati hanya dengan perlakuan dan obat-obatan medis semata.
Teknik meditasi yang berkembang saat ini sangat beraneka ragam, dengan berbagai inovasi untuk mendapatkan manfaatnya. Meditasi telah banyak dikembangkan oleh guru-guru besar sehingga meditasikini tidak lagi terkesan monotone hanya duduk hening saja. Meditasi kini menjanjikan ketenangan pikiran seseorang tidak hanya dengan duduk hening dan mengonsentrasikan pikiran, tetapi adapula meditasi penghilang stres seperti bio energy Ratu Bagus dan yoga tertawa dari Kadek Suambara yang dilakukan dengan enerjik dan bersuara.
Meditasi-meditasi inovasi yang berkembang kini misalnya seperti, meditasi relaksasi spirit metode Suryani. Metode ini adalah teknik meditasi dengan memusatkan pikiran, merasakan proses (mindfulness) dan mengamati proses di dalam dirinya (observasi). Selanjutnya ada transcendental meditation dengan sikap duduk hening, menekankan pikiran terfokus pada mantra yang telah diberikan oleh guru melalui proses inisiasi. Lalu ada happy meditation adalah gabungan antara gerak, nafas dan tawa.
Meditasi bio energi Ratu Bagus atau disebut sebagai meditasi tarian jiwa, dengan disiplin spiritual holistik yang mampu membangkitkan kesadaran kosmis setiap orang, diawali aktivitas shaking (menggerakan dan menghentakkan telapak tangan ke depan ke arah foto Ratu Bagus dalam posisi berdiri serta mengucapkan salam dalam hati Om Swastyastu Ratu Bagus, Om Swastyastu Bhatara Lingsir Ring Gunung Agung dan Om Swastyastu Bhatara Surya).
Teknik meditasi stres management dari Anand Krishna. Teknik meditasi ini tersiri dari lima rangkaian latihan, yaitu: (1) Relaksasi kilat dan cara pernafasan yang benar; (2) membudayakan emosi dan pembersihan aura; (3) membudayakan suara dan terapi membebaskan diri dari rasa tegang; (4) membudayakan pengelihatan/visi dan mengembangkan kasih serta intuisi; (5) membudayakan pikiran dan peningkatan kesadaran. Teknik mantra meditation (meditasi mantra) dari Narayana Smrti Ashram, para siswanya diajak mengulang mantra hingga mencapai jumlah tertentu tiap hari, dan pada waktu-waktu tertentu dilakukan secara bersama-sama. mantra yang digunakan antara lain “Hare Krishna”, dan “Hare Krishna, hare Krishna, Krishna Krishna hare hare. Hare Rama, hare Rama, Rama Rama hare hare” (Baskara dkk, tt: 107-108). 
Beberapa contoh teknik meditasi yang disebutkan di atas jika dilihat dari segi teknik memiliki metode yang berbeda dari sikap yang hening dan diam sampai bergerak dengan sesuka hati. Semua itu pada dasarnya memiliki tujuan awal yang hampir sama yaitu meraih ketenangan dan penguasaan emosi serta pikiran ataupun gejolak diri yang berpengaruh pada masalah kesehatan.
Apabila seseorang sudah melakukan meditasi, maka perasaan serta pikirannya akan lebih tenang. Perasaan yang tenang ini akan mampu mengurangi perasaan tertekan dan kecemasan pada diri seseorang. Jika seseorang telah terlepas dari perasaan cemas tersebut, maka tingkat stresnya pun akan berkurang. Meskipun masalahnya tidak bisa teratasi hanya dengan meditasi, setidaknya meditasi mampu membuat pikiran seseorang tenang sehingga mampu menyelesaikan masalahnya dengan usaha yang maksimal tanpa mengutamakan emosi. Setali tiga uang, selain mendapat manfaat kesehatan pikiran, dengan melakukan meditasi akan mampu membuat kualitas hidup seseorang meningkat, menjadi manusia yang lebih tenang dan spiritualis.
Setelah mampu meraih kesembuhan dari sakit stres, barulah seseorang beranjak untuk lebih memahami tujuan spiritual mendalam. Dari pengalaman-pengalaman spirit yang dirasakan akan mampu meningkatkan dan mendekatkan seseorang akan keEsaan kepada Tuhan. Jadi kunci setiap orang pada awalnya secara umum datang dan berlatih teknik meditasi adalah karena mencari kesehatan ketika ia dalam kondisi sakit dan berbagai pengobatan medis belum mampu menyembuhkan. Ini menandakan banyak masyarakat engga dan takut berlatih meditasi karena selalu dikaitkan kearah magis dan mistis. Meski tidak dipungkiri para pelakunya bisa masuk kearah sana. Padahal meditasi yang dilatih secara rutin mampu menjaga jasmani dan rohani menjadi sehat karena mengharmoniskan antara tubuh, pikiran dan jiwa.

BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
  1. Stres adalah keadaan di mana terjadi ketidaksesuaian antara situasi yang diinginkan dengan keadaan yang sesungguhnya terjadi.
  2. Gejala-gejala stres timbul selain dalam bentuk ekspresi perasaan, terkadang juga banyak muncul pada psikis (jasmani) seseorang.
  3. Masing-masing individu mengalami stres yang berbeda faktornya tergantung dengan individu dan situasi yang membelenggunya. Penyebabnya berupa terjadi perubahan, yang baik maupun yang buruk. Adapula faktor karena masalah-masalah pribadi, kesulitan-kesulitan fisik, penyakit, dan lain-lain.
  4. Meditasi adalah proses penyatuan pikiran atau pengonsentrasian pikiran sehingga mampu membuat pikiran terlepas dari belenggu atau ikatan.
  5. Ada lima langkah-langkah melakukan meditasi yang lumrah dilakukan (terlepas dari cara-cara meditasi Guru besar yang lain), yaitu Sebelum meditasi, Sarana meditasi, Lokasi, Waktu, dan Asana (sikap badan) dalam meditasi.
  6. Dengan melakukan meditasi, pikiran seseorang akan menjadi lebih tenang. Pikiran yang tenang akan mampu membuat seseorang menyelesaikan masalahnya, sehingga stresnya teratasi.

DAFTAR PUSTAKA

Arsa Dana, Gede. 2007. Kesehatan dan Meditasi Matahari Terbit. Surabaya: Pāramita.
Baskara, Adya dkk. tt. “Kecerdasan Emosi Ditinjau Keikutsertaan Dalam Program Meditasi” dalam Jurnal Psikologi Universitas Gajah Mada (Volume 35 No.2) hal. 101-115.
Cheng Kar, Phang. 2007. Don’t Worry Be Healthy. Jakarta: Karaniya.
Dhyanashakti, Ananda. 2001.  Kriya Yoga. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Donder, I Ketut. 2009. Meditasi Bio Energi Ratu Bagus: Meditasi Tarian Jiwa, Spiritual Holistik dan Pembangkit Kesadaran Kosmik. Surabaya: Pāramita.
Elfiky, Ibrahim. 2014. Terapi Berpikir Positif. Jakarta: Zaman.
Jendra, I Wayan. 1995. Samadhi Hening Tanpa Kata. Denpasar: Manik Geni.
Kurniawan, I Nyoman. 2012. Merealisasikan Moksa. Surabaya: Pāramita.
Merta Ada, Pannasagara. 2013. Wawancara dengan Merta Ada. (Online), (http://www.baliusada.com, diakses tanggal 01 Januari 2015).
Sarkar, Shrii Prabhat Ranjan. 1992. Psikologi Yoga. Jakarta: Persatuan Ananda Marga Indonesia.
Somvir, Dr. 2009. Yoga dan Ayur Weda. Denpasar : Bali-India Foundation.
Suryani, Luh Ketut. 1999. Meditasi Mencapai Hidup Bahagia. Denpasar: Pustaka Bali Post.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar