OLEH :
NI KADEK AYU DWI MELATI
NIM : 11.1.2.2.1.184
IHDN DENPASAR
------------------------------------------------------------------------------------------------------
BAB
I
PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Kemajuan ini semakin hari semakin
memudahkan manusia untuk berkehidupan. Pengetahuan dan teknologi kini bahkan
dapat dikatakan sebagai konsumsi wajib bagi masyarakat modern, untuk
mempermudah dan memajukan kualitas hidup masyarakat tersebut.
Dunia medis tentu tidak luput dari serangkaian kemajuan yang
dihadirkan oleh pengetahuan serta teknologi. Banyak kini alat-alat medis
canggih yang mampu mengetahui segalanya yang ada dalam tubuh manusia tanpa
harus membedah tubuh manusia itu sendiri. Bahkan tak jarang pula
penyakit-penyakit yang dulu dikatakan mematikan sebab tidak ada obatnya, kini
telah mampu terobati dan menyembuhkan pasien dengan cepat.
Sangat mengejutkan sebab di tengah kemajuan pesat dalam
dunia medis adalah masih banyak manusia yang tidak bisa mengobati penyakitnya.
Jumlah gangguan kesehatan yang disampaikan oleh masyarakat terus bertambah
panjang. Tanpa meremehkan usaha yang dilakukan oleh para ahli medis, banyak
dari kasus yang ada tidak menemukan jawaban yang memuaskan serta tidak dapat
diatasi dengan baik. Sakit tanpa obat ini tidak hanya di alami oleh
Negara-negara berkembang saja, bahkan mereka yang tinggal di negara maju dan
terkemuka di dunia tidak mampu memperbaiki gangguan kesehatan dengan jalan perkembangan
pengobatan medis. Hal ini banyak disebabkan oleh sakit pikiran.
Pikiran merupakan suatu
objek terpenting dalam kehidupan seorang manusia. Manusia dikatakan hidup dalam
dunia yang tercipta oleh pikirannya sendiri. Ia dikatakan hidup dalam dunia
yang terefleksi dari apa yang ia pikirkan. Jika tidak dalam dunia masa lalu,
manusia hidup dalam dunia masa depan. Kenyataan ada di depan manusia itu sendiri,
tetapi sebagian dari mereka tidak melihat karena pikiran mereka tidak berada
dalam dunia saat ini. Sebagian lagi melarikan diri, entah ke dunia masa lalu
atau dunia masa depan. Jadi pikiran telah memperdaya manusia sekian lama. Hanya beberapa manusia
saja yang telah mengendalikan pikirannya dan hidup dalam dunia nyata, dalam
dunia saat ini apa adanya. (Ananda : 2001 : 1)
Pikiran dikatakan pula
sebagai sebuah alat untuk manusia mencapai kebebasan. Tetapi kenyataannya,
sekarang ini manusia mengalihkan pikiran menjadi alat yang membelenggu dan
mengikat hidup manusia. Pikiran memiliki kekuatan yang mutlak untuk mampu
membuat pemiliknya bahagia, bahkan menderita. Dari sehat menjadi sakit, dari
tenang menjadi gelisah, khawatir, stres dan sebagainya. Kenyataan ini membuat
tidak sedikit manusia sekarang memiliki penyakit pikiran.
Menurut Elfiky (2014: 6)
menyatakan kekuatan pikiran ada 20 jenis di antaranya: (1) berpikir berpengaruh
pada penghargaan diri; (2) berpikir berpengaruh pada kepercayaan diri; (3) berpikir
berpengaruh pada kondisi kejiwaan; (4) berpikir berpengaruh pada kondisi
kesehatan; (5) berpikir melampaui batas zaman; (6) berpikir tidak mengenal
jarak; (7) berpikir tidak mengenal waktu; (8) berpikir bisa meningkatkan dan
melemahkan kekuatan; (9) berpikir melahirkan kebiasaan; (10) berpikir dan
hirarki intelektual; (11) berpikir berpengaruh pada akal bawah sadar: (12)
berpikir berpengaruh pada citra diri; (13) berpikir berpengaruh pada
produktivitas; (14) berpikir berpengaruh pada perilaku; (15) berpikir
berpengaruh pada indra; (16) berpikir berpengaruh pada fisik; (17) berpikir
berpengaruh pada hati; (18) berpikir menyusun pola pikir (mindset); (19) berpikir membuat file-file akal; dan (20) berpikir
memiliki proses yang kuat.
Sebuah fakta yang mengejutkan
menyatakan bahwa sebagian besar orang di seluruh dunia menderita sakit pikiran.
Sakit ini berupa tekanan mental, kecemasan, depresi, dan frustasi. Dari sekian
banyak pasien tersebut sebagian besar diantaranya tidak mau pergi ke dokter
ataupun berkonsultasi dengan psikolog dan psikiater. Sedangkan mereka yang
memilih pergi ke dokter dianjurkan untuk minum obat penguraang rasa sakit dan obat penenang sepanjang hidup mereka,
sehingga terancam efek samping pengaruh obat tersebut.
Salah satu hal yang
mampu menjadi jawaban untuk meredakan bakhan mengobati sakit pikiran itu adalah
melalui Yoga. Yoga tidak hanya terbatas pada latihan-latihan fisik (badan)
tetapi yoga juga kaya akan latihan-latihan untuk pikiran dan jiwa. Dapat
dikatakan bahwa yoga adalah suatu metode untuk mencapai keselarasan tubuh,
pikiran dan jiwa yang terbaik dan terlengkap. Pengaruh pikiran terhadap tubuh
lebih kuat dari pada pengaruh tubuh terhadap pikiran.
Yoga secara etimologi
berasal dari akar kata sansekerta “ yuj “
yang artinya menyatukan diri dengan Tuhan (Donder: 2009). Pengertian lain
dari yoga adalah penyatuan, yaitu penyatuan antara jiwa spiritual dengan jiwa
universal. Dikatakan pula bahwa yoga adalah pembatasan pikiran-pikiran yang
selalu bergerak. Yoga dalam Rg Weda, yoga disimbulkan dengan “tapas“ yang lebih fokus dengan
pengendalian indria. Dalam Sutra Patanjali: disebutkan “Sthiram, Sukham, Asanam” Ketetapan,
kemantapan, ketahanan.
Yoga bukan hanya
sekedar latihan fisik tetapi juga kaya akan latihan terhadap mental yang
harmoni untuk membangkitkan kedamaian pikiran. Sebuah pepatah mengatakan di
dalam pikiran yang sehat terdapat dalam tubuh yang sehat pula. Berdasarkan pernyataan
tersebut dapat diketahui bahwa tubuh dapat mempengaruhi pikiran dan pikiran juga dapat mempengaruhi tubuh.
Kemarahan, cinta yang membabi buta, kebencian, duka, kepercayaan, harapan,
malu, takut, kebaikan, kecemburuan, semuanya adalah jenis emosi yang
berbeda-beda. Hal-hal kecil dapat mengubah emosi menjadi temperamental.
Yoga tidak mengajarkan
untuk menjauhi benda-benda material atau hubungan-hubungan dengan masyarakat.
Akan tetapi yoga mengajarkan untuk mengendalikan indria dan pikiran sehingga secara perlahan kita bisa melepaskan
diri dari belenggu atau keterikatan. Begitu bisa melepaskan diri dari
keterikatan ini, maka seseorang akan lebih mensyukuri apapun keadaannya
sekarang. Hal ini disebabkan munculnya kesadaran bahwa apapun yang dimiliki
sekarang adalah titipan yang harus dijaga dengan baik sampai mereka kembali ke
asalnya.
Yoga mengajarkan untuk
hidup lebih teratur, sehat dan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan yang kurang
baik. Melakukan latihan pernapasan (pranayama)
adalah sebuah cara dalam yoga yang berfungsi untuk menyuplai oksigen yang cukup
ke seleruh organ tubuh terutama otak. Apabila otak telah mendapatkan asupan
oksigen yang cukup, maka pikiranpun akan menjadi lebih santai dan tenang. Pada
saat pikiran tidak tenang maka irama napas pun menjadi tidak teratur dan pendek
kemudian tekanan darah meningkat. Sebaliknya, pada saat pikiran tenang maka napas
menjadi teratur dan panjang, tubuh terasa santai dan nyaman. Jadi jika kita
bisa mengatur pernapasan dengan teknik pranayama maka dengan sendirinya kita
bisa mengenalikan pikiran dan indria-indria (Somvir : 2009 : 4)
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Stres
Dunia
dikatakan sebagai refleksi dari sebuah pikiran. Pikiran dikatakan mampu
mempengaruhi segala yang ada di dunia ini. Segalanya bergerak dan hidup karena
pikiran Tuhan. Manusia hidup karena ia tetap berpikir. Berpikir untuk makan
saat merasakan lapar, berpikir untuk minum saat merasakan haus, serta berpikir
untuk tidur saat merasakan kantuk. Manusia dikatakan tidak hidup (seperti mati
dan tidak berjiwa) saat pikirannya tidak sehat, atau bahkan berhenti berpikir.
Manusia
pada jaman sekarang tidak bias terlepas dari beban pikiran. Semakin
bertambahnya usia, maka semakin bertambah pula bebannya. Setiap beban yang
dipikul, tidak semuanya mampu teratasi sebagaimana seharusnya. Sebagian ada
yang teratasi dengan mudah, sebagian lagi bahkan tak pernah bisa diatasi. Beban-beban
yang terasa sulit untuk diatasi akan menyebabkan sebuah perasaan cemas, resah,
dan gelisah pada pikiran seseorang. Keadaan di mana seseorang tidak mampu
mengendalikan beban pikirannya sehingga membuatnya cemas inilah yang dikenal
dengan sebutan stres.
Stres erat
kaitannya dengan kata-kata yang berhubungan dengan penyakit kejiwaan dan
pikiran. Penyakit-penyakit ini diantaranya perasaan resah, frustasi, cemas,
kegelisahan, galau, bahkan kegilaan. Orang yang mengalami gangguan pada cara
berpikirnya akan membuat situasi tubuhnya tidak seimbang sehingga membuat
ketidak seimbangan antara fisik dan fsikisnya. Ketidak seimbangan ini kerap
membuat perasaan tidak enak pada diri seseorang yang tidak mampu didefinisikan
secara gamblang. Atau dengan kata lain pendefinisiannya adalah secara abstrak,
tergantung dari objek perasanya.
Stres adalah
ketidaksesuaian antara situasi yang diinginkan dengan keadaan yang sesungguhnya terjadi. Hal ini
disebabkan oleh terjadinya kesenjangan antara tuntutan lingkungan
dan kemampuan individu untuk memenuhinya yang dinilai potensial membahayakan,
mengancam, mengganggu dan tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu
untuk mengatasi masalahnya. Jadi, stres
adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan
fisik (badan), atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan
tidak terkontrol.
Kata stres
dipinjam dari ilmu fisika dan teknik mesin, yang mempunyai arti yang pasti
sebuah kekuatan pada jarak yang cukup untuk dapat mengubah atau merusak bentuk.
Dalam psikiatris praktis, stres mencangkup juga reaksi fisik dan emosional
individu terhadap tekanan dari lingkungan dan dari dirinya sendiri. (Cheng:
2007)
Ada dua jenis
utama dari stres. Pertama adalah stres yang meliputi kehilangan orang yang
dikasihi, atau pekerjaan, penghargaan diri yang rendah yang disebabkan oleh
tingkat aspirasi yang kemustahilannya tinggi. Kedua adalah stres yang
mencangkup ancaman-ancaman terhadap status, cita-cita, kesehatan, dan keamanan
individu. Stres dapat menjadi bagian kehidupan yang tak terelakan, dan
menyebabkan seseorang terus menerus terusik. Bila stres seperti ini yang
terjadi adalah mungkin akan menjadi beban yang terlalu berat dan mengakibatkan
penderitaan secara fisik atau mental, atau kedua-duanya.
2.2.
Gejala Stres
Gejala dari
seseorang yang mengalami stres tentu tidak dapat digambarkan secara jelas
dengan definisi dan kata-kata. Ciri-ciri atau gelaja stres sesungguhnyahanya
dapat dipahami dan dijelaskan oleh orang yang mengalami stres itu sendiri. Gejala-gejala
stres timbul selain dalam bentuk ekspresi perasaan, terkadang juga banyak
muncul pada psikis (jasmani) seseorang. Banyak keluhan-keluhan pada penderita stres
yang susah untuk digambarkan karena pada dasarnya perasaan stres ini adalah
perasaan yang abstrak.
Ada beberapa tanda umum stres yang terjadi pada laki-laki
maupun perempuan. Tanda-tanda umum ini bisa dibagi ke dalam tiga
kategori. Tanda tersebut adalah pertama yang yang terlihat dari segi psikis
yaitu kemampuan kognitif dan juga emosinya. Biasanya penderita stres dari segi
psikisnya akan mudah depresi,
frustasi, mudah marah dan cepat tersinggung. Selain itu adapula orang stres
yang mengalami perasaan bersalah yang berlebihan, ketidakberdayaan atau pun
keputusasaan, rendah diri, kurang percaya diri, serta khawatir akan sesuatu
secara berlebihan.
Tanda atau gejala stres yang ke dua
adalah secara fisik. Orang yang sedang stres bisa mengalami sakit kepala, nyeri
otot, nyeri dada serta denyut jantung yang lebih cepat. Selain itu ada pula
sebagian yang mengalami stres akan merasakan susah tidur (insomnia), diare/sembelit,
kesemutan, dan gangguan pencernaan.
Tanda atau ciri stres yang terakhir
terlihat dari tingkah laku perilaku seseorang. Penderita yang sedang stres
dapat berprilaku aneh seperti mengisolasi diri dari orang lain, kesulitan
menjalin hubungan, kegiatan dilakukan dengan tergesa-gesa, serta menghindari kontak
mata. Ada juga yang kebersihan pribadinya kurang terjaga, tidak memperhatikan
penampilan diri, serta buruk dalam manajemen waktu.
2.3. Faktor Penyebab Stres
Apabila ada
sebuah gelaja, tentu aka nada pula faktor-faktor penyebab sehingga stres
tersebut dapat terjadi. Faktor-faktor penyebab ini adalah kunci bagaimana
perasaan stres tersebut dapat terjadi. Stres dapat disebabkan oleh banyak faktor.
Faktor ini biasanya berupa sebuah perubahan. Entah itu perubahan yang baik
maupun yang buruk. Adapula faktor karena masalah-masalah pribadi,
kesulitan-kesulitan fisik, penyakit, dan lain-lain.
Masing-masing
individu mengalami stres yang berbeda faktornya. Penyebab stres ini berbeda
tergantung dengan individu dan situasi yang membelenggunya. Anak-anak dengan
orang tua tentu akan berbeda penyebab stresnya. Begitu pula wanita dengan pria,
pasti berbeda setiap orang. Seorang wanita karir akan memiliki faktor dan
tingkat stres berbeda dengan seorang ibu rumah tangga. Seorang mahasiswa juga
akan memiliki penyebab stres berbeda dengan anak usia 10 tahun.
Setiap periode
dari kehidupan seseorang memiliki seperangkat stresnya sendiri. Pada awal
kehidupan, anak berjuang mengatasi kehadiran keluarga yang tiba-tiba dan
tuntutan bersekolah. Penyesuaian diri selanjutnya di sekolah adalah dengan
kepribadian guru dan temen-temen sekelasnya yang dapat menjadi sangat penuh stres.
Selain itu, masalah-masalah hubungan antara anak lelaki dan perempuan di masa
remaja juga sangat-sangat mempengaruhi rasa stres dari seorang anak.
Stres yang biasa
dialami oleh anak-anak cenderung lebih kecil kapasitasnya dari orang tua. Hal
ini disebabkan sifat anak kecil yang cenderung mudah melupakan kesedihan dan
beban pikirannya. Stres yang dialami oleh anak kecil kemungkinan berkutat pada
hal-hal kecil seperti tidak dipenuhi keinginannya untuk membeli sebuah mainan.
Ada pula kemungkinan stres ini terjadi karena makanannya dimakan oleh kakaknya,
atau bahkan stres karena dimarahi oleh orang tuanya.
Selanjutnya stres
yang dialami oleh remaja, baik itu pelajar atau mahasiswa. Sebuah penyebab
klasik penyebab stres nomor satu dari seorang pelajar tentu saja tugas dan
pelajaran. Tugas atau pekerjaan rumah yang diberikan guru terasa susah untuk
diselesaikan sehingga membuat pikiran seorang siswa tertekan dan stres. Faktor
lain yang biasa dialami oleh remaja adalah masalah asmara. Masalah-masalah
kecil dalam sebuah hubungan antara sepasang kekasih sering membuat beban dalam
pikiran individu terkait sehingga nantinya akan membuat individu tersebut
mengalami stres.
Ada pula penyebab stres lain yang dialami oleh
orang dewasa, baik yang sudah bekerja maupun belum bekerja. Salah satunya
adalah masalah karir. Seseorang yang
tidak memiliki pekerjaan akan cenderung memiliki beban pikiran berupa tekanan
untuk segera mendapatkan pekerjaan. Berbeda halnya dengan seorang karyawan yang
mengalami stres karena pekerjaannya yang dirasa sangat berat dan tidak bisa
ditangani, sehingga memungkinkan untuk berpengaruh pada jabatan atau
kedudukannya dalam pekerjaan. Selain itu tekanan atau pekerjaan yang diberikan
oleh atasan yang dirasa di luar kemampuannya akan berpengaruh pula pada tingkat
stres dari seorang karyawan.
Penyebab stres
berbeda ditrunjukkan oleh kelompok orang dalam sebuah keluarga. Seorang istri
akan mengalami stres apabila merasa tidak mampu menyelesaikan segala tugasnya
sebagai istri, menantu, maupun ibu. Begitu pula seorang suami akan merasa stres
dan terbebani pikirannya saat tidak mampu menuntaskan tugasnya sebagai seorang
kepala keluarga. Terlebih lagi apabila ada masalah ekonomi yang sangat riskan
dan paling sering menimbulkan rasa stres.
Beberapa buah
stres juga timbul karena faktor kesehatan. Seseorang akan merasa stres saat
merasa tidak mampu menghadapi kondisi kesehatannya. Misalkan saja saat
seseorang mengalami beberapa penyakit seperti penyakit seperti radang usus,
sakit kepala, migren, depresi, tekanan darah tinggi, stroke, dan serangan
jantung. Stres yang berkelanjutan dapat melemahkan system kekebalan tubuh, dan
sebagai hasilnya system tersebut dapat menjadi kurang efektif dalam memerangi
infeksi. Beberapa ahli bahkan meyakinkan bahwa stres yang berlebihan dapat berkontribusi
pada perkembangan dan peningkatan kanker.
Pada waktu
stres, tubuh memproduksi zat-zat kimia otak dan hormone-hormon, termasuk
adrenalin dan hydrocortisone, yang menstimulasi apa yang dikenal sebagai respon
“lawan atau lari”. Adrenalin meningkatkan detak jantung dan pernapasan, dan
mempersiapkan tubuh untuk melawan ancaman dari luar, atau lari darinya.
Hydrocortisone membantu mempertahankan kesiapan untuk menghadapi stres.
Demikianlah ketika kita mendengar berita buruk di telepon, seketika reaksi kita
dipicu oleh adrenalin, yang diikuti oleh peningkatan pengeluaran
hydrocortisone. Hormone-hormon tersebut membantu kita mengatasi stres dalam
jangka pendek, yang bagaimanapun dapat menjadi masalah kesehatan jika kita
menjadi sasaran stres jangka panjang.
Stres yang terus
menerus menyebabkan tubuh mengeluarkan andrenalin dan hydrocortisone terus
menerus, dan pada waktunya kehadiran mereka di dalam aliran darah dapat
bersifat erosive. Sebagai contoh kadar adrenalin tinggi yang berkepanjangan,
memaksa jantung dan paru-paru bekerja lembur dan mempertahankan tekanan darah
di atas normal. Pada waktunya perubahan ini dapat berkontribusi pada stroke
atau serangan jantung.
2.4.
Meditasi
Delapan tahapan dalam
yoga yang termuat dalam astangga yoga
dikatakan akan mampu menyeberangkan manusia dari lautan penderitaan.
Penderitaan tersebut baik berupa penderitaan jasmaniah, maupun rohaniah.
Tahapan yoga tersebut semakin lama semakin berkembang dan banyak peminatnya.
Hanya saja istilah astangga yoga
terkesan asing bagi beberapa penerap ajaran yoga. Istilah yang kini sering
dipergunakan untuk menyebutkan kegiatan-kegiatan penenangan diri dan pikiran dalam
yoga tersebut dikenal dengan Meditasi.
Meditasi
saat ini telah menjadi kebutuhan dan gaya hidup bagi semua lapisan masyarakat.
Meditasi bukan hanya khusus dilakukan oleh orang-orang suci saja, namun dari
berbagai kalangan melakoni meditasi. Meditasi atau dhyāna yang merupakan bagian dari ajaran yoga, seringkali
diposisikan sebagai pil pemungkas untuk mengatasi segala penyakit serta masalah
kehidupan yang diderita oleh manusia. Tidaklah salah jika sekarang ini meditasi
menjadi incaran banyak orang yang haus akan spiritualitas yang tujuanya hampir
sama yaitu hening (ketenangan
batih/jiwa).
Dalam bahasa Sanskerta padanan istilah
meditasi adalah dhyāna yakni pemusatan perhatian yang terus menerus
kepada suatu objek sehingga orang yang bermeditasi sampai pada perenungan yang
dalam. Meditasi adalah proses lebih lanjut dari dharana yang artinya
berkonsentrasi atau pemusatan perhatian atau pikiran pada suatu objek baik itu
di dalam tubuh maupun di luar tubuh (Jendra,1995:14).
Suryani
(1999: 11) mendefinisikan meditasi sebagai suatu proses pemusatan perhatian
yang menyebar menjadi satu perhatian yang dilakukan secara sadar. Proses ini
berjalan bertahap sesuai dengan keteraturan latihan yang dilakukan. Proses ini
berlanjut dalam kehidupan sehari-hari. Meditasi adalah salah satu jalan untuk
mencapai ananda (kebahagiaan). Dalam
ajaran yoga meditasi juga mempunyai
arti pemusatan pikiran yang berhubungan dengan usaha penenangan pikiran.
Meditasi pada entitas tertinggi disebut dengan dhyāna. Ada gerakan pikiran yang meningkat terus menerus menuju Parama Purus’a (Sarkar, 1992: 149).
Meditasi
hendaknya dilakukan tanpa paksaan dan harus sambil keinsafan diri bukan orang
lain. Jadi memulai dengan atas kesadaran dan menyadari diri lebih baik.
Keuntungan terbesar bagi mereka yang sering bermeditasi secara teratur adalah
bertambahnya kekuatan pikiran, meditasi mengatur melatih kapasitas untuk
menaruh perhatian lebih agresip dan mengarah dan merupakan kunci sukses dalam
kehidupan. Dengan
meditasi kita mengisi kembali pikiran dan kebiasaan baik ke dalam badan dan
pikiran. Meditasi bisa tumbuh kesadaran mengenai perbedaan, tentang berbagai
hal, orang dan pandangannya tanpa mempengaruhi keyakinan orang, meditasi dapat
membantu mengembangkan kebiasaan baik, budi pekerti baik (Merta Ada, 2013).
Meditasi
adalah disiplin pemusatan pikiran dan perasaan secara mental dan terus menerus
pada obyek meditasi atau pada Tuhan. Meditasi adalah proses yang terjadi di
tempat yang melampaui wilayah indera. Di antara konsentrasi yang terjadi pada
lapis indera dan meditasi di tempat yang melampaui wilayanh indera, terdapatlah
garis batasan, di situ terdapat chintanaatau kontemplasi. Samadhi adalah puncak
atau klimaks meditasi. Dalam tingkat ini, pikiran dan perasaan hati yang bebas
dari segala dorongan dan keresahan, terpusat sepenuhnya pada Tuhan atau pada
kenyataan diri yang sejati. Kesadaran yang bermeditasi manunggal dengan obyek
meditasinya dan tidak ada dualitas. (Arsa, 2007: 36)
Meditasi
bukanlah jalan yang akan membuat kita hidup bebas dari kesusahan, masalah,
kesulitan, kemalangan, dan yang lainnya. Meditasi tidak akan mampu
menyelesaikan semua masalah tanpa adanya usaha dari seseorang. Meditasi
hanyalah cara untuk kita lebih mampu mengatasi masalah dengan cara yang lebih
tenang. Dengan perasaan yang lebih tenang, maka masalahpun akan teratasi dengan
maksimal dan tanpa beban pikiran.
Meditasi
juga bukan hanya sekedar pada perasaan yang bahagia saja. Kebahagiaan dan
kesedihan, dia datang pada tempatnya masing-masing, karena sudah hukum karma
yang bekerja. Ketika seseorang meledak dalam kemarahan, itu berarti kesadaranny
sudah diambil alih oleh kemarahan. Ketika seseorang larut dalam kesedihan,
berarti kesadarannya sudah diambil alih oleh kesedihan. Bedanya adalah apabila
seseorang belajar meditasi, ketika kesusahan, ada masalah atau kesulitan, orang
tersebut tidak akan berkelahi dengan kehidupannya. Rasa sakit dan pedih dalam
kehidupan hentakannya ke dalam batin akan lebih sedikit apabila orang tersebut
“sadar”. Sadar akan aktifitas bathin kita sendiri, sehingga kita tidak perlu
“berkelahi” dengan kehidupan. Karena apapun yang terjadi pada saat itu, sadar
dan istirahatlah disana. Kendalikan emosi dan tenangkan pikiran. Itulah hakikat
meditasi. (Kurniawan: 2012)
Meditasi
tidak hanya boleh dilakukan oleh seorang Maha Rsi atau Yogi saja. Meditasi
dapat dilakukan oleh semua orang, tidak mengenal perbedaan gender maupun usia. Meditasi dengan tujuan untuk memperbaiki
kualitas diri sehingga menjadi pribadi yang tidak terkuasai pikiran negative,
tidak hanya diperlukan bagi orang-orang dewasa saja. Sebab masalah yang membuat
pikiran menjadi terbelenggu dengan perasaan cemas dan gelisah tidak membeda-bedakan
ras, agama, keadaan sosial, usia, maupun kelamin. Segala belenggu keresahan itu
akan menimpa laki-laki maupun perempuan, juga menimpa anak-anak, remaja,
dewasa, dan orang tua.
Meditasi
sering kali menimbulkan kesan hanya
untuk membuang-buang waktu belaka. Meditasi salah diartikan sebagai duduk diam
dan mengosongkan pikiran. Orang-orang enggan melakukan meditasi karena memiliki
rasa takut akan pikiran melayang, behalusinasi dan kadang-kadang dianggap
mengakibatkan gila bila salah melangsungkan latihan. Belum lagi adanya
cerita-cerita yang menghubungkan meditasi dengan kekuatan-kekuatan gaib dan
ilmu hitam.
Sebenarnya
pada tingkat yang paling mudah, meditasi lebih ditekankan pada tujuan
meningkatkan konsentrasi, ketenangan, kepercayaan diri, mengurangi tekanan
fisik dan mental. Serta tujuan meditasi lebi pada perbaikan karakter, pada
cara-cara menghadapi tekanan hidup. Di tingkat yang lebih tinggi meditasi
bertujuan untuk memperluas dan lebih
memahami tentang aspek-aspek kehidupan, toleransi dan lebih ke arah
pemahaman tentang kasih sayang kepada sesama, berusaha mengurangi dan
menghilangkan rasa benci dan dendam.
Meditasi
pada tingkat yang lebih tinggi dan lebih maju bertujuan untuk membentuk sebuah
kesadaran. Kesadaran yang dimakasud adalah keadaan di mana seseorang mampu
menyadari dirinya yang sejati, tentang Tuhan yang bersemayam di dalam hati,
Tuhan yang berada di mana-mana, Tuhan yang bersemayam di semua makhluk,
menguatkan dan mengoptimalkan suara hati atau intusi. Intuisi akan mempunyai
peranan yang sangat penting dalam kehidupan, terutama pada saat menentukan
keputusan yang besar dalam hidupnya.
Tentu
di samping manfaat seperti di atas, ada juga manfaat sampingan dari meditasi.
Manfaat itu seperti memiliki kekuatan batin, kemampuan membaca pikiran orang
lain, kemampuan mempengaruhi pikiran orang lain, kemampuan melihat masa depan,
dan lain-lain. Tetapi yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa hal-hal
tersebut jangan terlalu dikejar dan bukan merupakan tujuan meditasi.
Banyak
pula orang yang tertarik pada meditasi untuk mendapatkan kemampuan penyembuhan
dan penyegaran tubuh dan pikiran. Banyak penyakit kejiwaan maupun fisik yang
disembuhkan melalui proses meditasi. Umumnya meditasi dapat dipandang sebagai
perjalanan ke dalam diri. Peralihan dari kebiasaan melihat keluar menjadi
kedalam. Manusia membutuhkan saat-saat istirahat untuk mengembalikan kondisi
tubuh, membawa kesegaran pada tubuh, emosional dan pikiran.
2.5. Langkah-Langkah dan Tingkatan
dalam Meditasi
Sebelum
mulaimelakukan meditasi, maka seseorang harus mengetahui terlebih dahulu
bagaimana tahapan-tahapandan persiapan dalam melakukan meditasi. Ada banyak
pendapat terkait dengan bagaimana tata cara melakukan meditasi yang benar,
namun dalam tulisan ini diuraikan lima langkah-langkah melakukan meditasi yang
lumrah dilakukan (terlepas dari cara-cara meditasi Guru besar yang lain).
(Kurniawan: 2012)
a)
Sebelum
meditasi
Sebelum memulai
meditasi, seperti juga kegiatan lainnya, yang pertama harus dilakukan adalah
berdoa, memohon ijin pada Tuhan Yang Maha Esa. Selain memohon ijin, doa ini
juga berfungsi untuk permohonan agar selama melakukan latihan dapat bermandaat
baik bagi tubuh, serta tujuan untuk meditasi mampu tercapai dengan sempurna. Meditasi
didahului dengan melantunkan Gayatri
Mantram tiga kali dengan memakai Vijaya
Mundra (tangan di dada, ibu jari dan telunjuk ditekuk, ujungnya bertemu di
satu titik).
Kemudian sebelum
memulai meditasi, tumbuhkan satu tekad kuat dalam bathin, bahwa meditasi tidak
hanya untuk diri sendiri, tapi juga meditasi untuk semua mahluk. Dengan
meditasi batin akan menjadi damai, tenang seimbang dan bahagia, serta
kecendrungan negative kita seperti kemarahan, kebencian, dan kesombongan akan
jauh berkurang. Dengan lebih sedikit marah dan benci, kita lebih sedikit melukai
hati dan perasaan mahluk lain. Dengan lebih rendah hati, kita bisa menghormati
orang lain dan menghormati perbedaan secara lebih baik. Dengan lebih sedikit
serakah, kita lebih sedikit membuat orang lain menderita. Dengan lebih tenang
seimbang, kita lebih sedikit membunuh nyamuk dan serangga. Dengan kata lain,
kembali ke awal, meditasi kita mulai dengan suatu tekad, kita melaksanakan
meditasi tidak hanya untuk diri kita sendiri tapi sekaligus juga untuk semua
mahluk.
b)
Sarana
meditasi
Sarana yang
dipergunakan dalam meditasi haruslah yang nyaman. Nyaman dalam artian mampu menunjang
pelaku meditasi sehingga dalam melakukan meditasi akan mencapai ketenangan jiwa
dengan maksimal. Dalam buku Merealisasi Moksa karya Kurniawan disebutkan ada
dua sarana, yaitu alas duduk dan pakaian.
1. Alas
duduk
Pakailah
alas duduk atau bantalan yang cukup tebal (sekitar 5cm), tujuannya untuk
menghindari tubuh fisik kontak langsung dengan energy gravitasi bumi.
Seandainya tidak ada juga tidal apa-apa.
2. Pakaian
Gunakan
pakaian yang longgar, tipis dan terbuka agar tidak terlalu mengganggu
kelancaran sirkulasi nadi dan energy tubuh. Semakin bebas semakin baik. Akan
tetapi kalau tinggal di daerah dingin (misalnya di pegunungan) dimana ini tidak
memungkinkan (juga tidak baik karena suhu dingin), selimutilah tubuh dengan
kain tebal, yang penting pakaian tetap tidak ketat atau sifatnya mengikat
bagian tubuh kita. Seandainya tidak bisa juga tidak apa-apa.
c)
Lokasi
Meditasi sebenarnya bisa dilakukan di mana
saja. Untuk dirumah, paling baik jika dilakukan di tempat yang memiliki vibrasi
energy yang baik, seperti : sanggah
atau merajan dirumah, di kamar suci
atau di depan pelangkiran di kamar. Karena vibrasi tempat-tempat itu bisa
membantu kita dalam meditasi. Seandainya tidak bisa juga tidak apa-apa, cukup
cari tempat yang nyaman saja.
Menurut Maharsi
Patanjali dalam buku Kesehatan dan Meditasi Matahari Terbit karya Arsa Dana,
tempat meditasi yang baik adalah sebagai berikut.
1) Di
tempat alam tersenyum paling manis, di tempat laut, sungai, danau, di bukit,
gunung, hutan atau air terjun.
2) Udara
tidak terlalu kering atau basahah, terlalu panas atau terlalu dingin. Hindari
angin kencng.
3) Terlindung
dari hujan.
4) Yang
penting bersih, rapi, dan nyaman.
5) Akan
tiba waktunya bahwa tidak ada tempat dan waktu yang tidak baik untuk meditasi.
Selain
pendapat Patanjali, buku Meditasi tersebut juga mengatakan hal lain terkait
tempat pelaksaan meditasi. Tempat duduk untuk meditasi harus sedikit lebih
tinggi dari lantai, kira-kira 2,5-5 sentimeter. Apabila punya, letakkan tikar
dari rumput kusha atau rumput durbha, pada tikar itu bentangkanlah sehelai
kulit rusa dan diatas kulit rusa tersebut letakkan kain putih yang dilipat.
Kalau tidak ada, cukup kain selimut yang dilipat agak tebal.
d)
Waktu
Meditasi
sebenarnya bisa dilakukan kapan saja. Tapi baik kalau kita melakukannya anatara
jam 24.00 – 06.00 dini hari. Pertama pada saat itu udara bersih dan segar,
kedua karena energy alam yang halus cenderung bebas dari gangguan vibrasi lain.
Dan paling penting kita melakukannya pada moment tepat ketika matahari terbit,
karena disaat tersebut matahari memancarkan berlimpah energy baik untuk diserap
oleh tubuh kita. Dengan catatan khusus faktor waktu ini bukanlah sebuah pakem.
Yang paling baik kita sendirilah yang menentukan kapan akan meditasi sesuai
kondisi diri kita masing-masing.
Sad Guru (Arsa
Dana: 2007) mengatakan, “Kau akan mendapat manfaat yang sebanding dengan
lamanya waktu yang kau isi dengan memusatkan pikiranmu kepda-Nya. Jiwatman
menyatu dengan Paramatma di malam hari sebanding dengan waktu, pikiran dan
hatimu terpusat pada Tuhan dalam meditasi di siang hari”. Lakukanlah di tempat
dan waktu yang sama setiap hari. Keteraturan waktu sangat penting dalam
melaksanakan meditasi atau dhyana. Pada mulanya sediakan waktu beberapa menit
setiap hari untuk bermeditasi, kemudian pada waktu dirasakan kebahagiaan jiwa
yang sedang meningkat baik, perpanjanglah waktunya.
e)
Asana (sikap badan)
Dalam melakukan
meditasi, ada beberapa sikap badan yang harus dilakukan. Sikap badan tersebut
baik yang berupa cara duduk hingga posisi badan. Kunci dari sikap ini adalah
kenyamanan.
1. Badan
Badan mengambil
sikap tubuh (asana) dengan padma asana atau padmasana, yaitu posisi duduk berbentuk bunga lotus. Atau boleh
juga mengambil sikap tubuh (asana)
dengan ardha padmasana, yaitu pososi
duduk berbentuk setengah bunga lotus. Sikap tubuh terbaik adalah yang paling
membuat kita nyaman. Silahkan bebeas memilih yang mana yang paling terasa
nyaman. Kenyamanan duduk ini sangat berpengaruh pada keberlangsungan meditasi, sebab
apabila duduk tidak nyaman, maka konsentrasipun akan terganggu.
2. Punggung
Keadaan tulang
punggung sebaiknya tegak lurus. Keadaan ini mampu untuk membiasakan diri
meditator (orang yang melakukan meditasi) agar terbiasa dengan keadaan punggung
tegak. Punggung yang terbiasa tegak tetapi tidak memaksa akan memperbaiki
susunan tubuh si pelaku sehingga mampu terhindar dari penyakit tulang seperti
nyeri tulang atau pembeungkukan tulang.nBila kita belum biasa dengan posisi
punggung tegak lurus ini, kita bisa mula-mula melatihnya dengan bersandar pada
dinding.
3. Leher
dan Mata
Leher tegak tetapi
tidak tegang, kemudian mata setengah terpejam atau memandang ujung hidung.
Leher yang tegak akan membantu pula untuk meluruskan dan memperbaiki susunan
tulang dari tulang ekor hingga tengkorak, sehingga akan lebih membuat nyamansi
meditator. Kemudia mata yang tidak terpejam sepenuhnya akan membantu seseorang
untuk lebih berkosentrasi dengan memperhatikian ujung hidungnya. Hal ini akan membantu
membuat pikiran dari si pelaku meditasi tidak berpetualang ke mana-mana.
4. Tangan
membentuk mudra
Ada ratusan
jenis mudra dengan fungsinya
masing-masing. Tapi yang sering
dipergunakan dalam latihan meditasi biasanya hanya dua saja. Bagi yogi
pemula, disarankan memakai Dhyana Mudra.
Telapak tangan ditumpuk dan ujung kedua ibu jari bertemu, seolah membentuk
lingkaran. Tangan yang domain dipakai diletakkan dibagian atas, kalau anda
kidal tangan kiri yang diatas. Fungsi mudra
ini adalah untuk membantu konsentrasi.
Bagi yang
konsentrasinya sudah cukup stabil, bisa menggunakan Jnana Mudra. Letakkan kedua tangan diatas lutut dan gunakan Jnana Mudra. Tiga jari menghadap keluar,
tujuannya untuk melepaskan Tri Guna :
Sattvam, Rajas, Tamas, melalui ketiga jari. Ujung ibu jari bertemu dengan
ujung telunjuk, tujuannya adalah keheningan batin. Keheningan sempurna. Mudra ini adalah mudra kosmik
penyatuan kesadaran dengan kesadaran universal.
Penting
diperhatikan agar tubuh tidak boleh menyentuh bumi atau tubuh orang lain pada
waktu meditasi. Hubungan dengan bumi membuat orang itu kehilangan arus
ketuhanan yang timbul di dalam dirinya pada waktu meditasi.
2.6.
Penurunan Tingkat Stres Melalui Meditasi
Pikiran
sesungguhnya seperti seekor binatang liar yang tinggal dalam sebuah hutan
(tubuh manusia). Meditasi mengajak seseorang untuk mengendalikan pikirannya
sendiri. Pikiran diibaratkan seperti monyet yang selalu melompat dari satu
pohon ke pohon yang lainnya. Pikiran merupakan persoalan pokok yang harus
ditangani secara serius, dan mengendalikan pikiran ini merupakan aktivitas yang
paling banyak menghabiskan energi (Donder, 2009: 201). Pikiran memiliki sifat
seperti angin, api dan air. Kadang pikiran sangat bersemangat, kadang
berubah-ubah dan sewaktu-waktu akan diam dalam ketenangan. Semua ini adalah
kondisi pikiran apabila kita larut dengan sifat-sifat ini, maka hati tidak akan
pernah tenang.
Melalui
meditasi, pikiran akan dibawa keadaan yang begitu yaman dan lentur dari
pengembaraan keinginan. Ibarat pohon yang ditiup angin kalau akarnya tidak kuat
pasti akan tumbang. Tapi ketika akarnya kokoh dan pasti tidak tergoyahkan
diterpa oleh angin yang kencang, dan mengikuti arah angin berembus bagaikan
tarian yang begitu indah. Begitu pula halnya pikiran, yang dilatih dengan
meditasi akan menjadi lembut, lentur dan kuat tidak mudah digoncangkan oleh
keinginan-keinginan yang tidak menentu dan menjerumuskan kearah yang negatif.
Meditasi akan
mampu membuat kemarahan yang tidak terkontrol, dendam, gelisah, kecewa yang
berlebihan dan banyak lagi yang akan membawa kependeritaan menjadi lebih
terarah kea rah yang lebih positif. Dari mengetahui bagaimana pikiran bekerja
maka akan dapat diarahkan pada sasaran yang tepat sesuai dengan tujuan untuk
mencapai sebuah ketenangan. Apabila pikiran telah tenang, tentu penyakit pikiran
(stres) akan berkurang intentitasnya.
Stres
melalui meditasi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Dari penenangan pikiran
paling sederhana yang bisa dilakukan di rumah (duduk hening), hingga meditasi
yang dikembangkan oleh beberapa Guru Besar di berbagai ashram ternama. Teknik meditasi penurun tingkat stres dewasa ini
sangat berguna bagi kehidupan manusia yang semakin lama semakin terbelenggu
pada ikatan-ikatan beban kehidupan. Selain itu, meditasi juga merupakan salah
satu jawaban dari segala pertanyaan terkait penyakit-penyakit pikiran yang
tidak mampu terobati hanya dengan perlakuan dan obat-obatan medis semata.
Teknik meditasi
yang berkembang saat ini sangat beraneka ragam, dengan berbagai inovasi untuk
mendapatkan manfaatnya. Meditasi telah banyak dikembangkan oleh guru-guru besar
sehingga meditasikini tidak lagi terkesan monotone hanya duduk hening saja.
Meditasi kini menjanjikan ketenangan pikiran seseorang tidak hanya dengan duduk
hening dan mengonsentrasikan pikiran, tetapi adapula meditasi penghilang stres
seperti bio energy Ratu Bagus dan
yoga tertawa dari Kadek Suambara yang dilakukan dengan enerjik dan bersuara.
Meditasi-meditasi
inovasi yang berkembang kini misalnya seperti, meditasi relaksasi spirit metode
Suryani. Metode ini adalah teknik meditasi dengan memusatkan pikiran, merasakan
proses (mindfulness) dan mengamati
proses di dalam dirinya (observasi). Selanjutnya ada transcendental meditation dengan sikap duduk hening, menekankan
pikiran terfokus pada mantra yang telah diberikan oleh guru melalui proses
inisiasi. Lalu ada happy meditation
adalah gabungan antara gerak, nafas dan tawa.
Meditasi bio
energi Ratu Bagus atau disebut sebagai meditasi tarian jiwa, dengan disiplin
spiritual holistik yang mampu membangkitkan kesadaran kosmis setiap orang,
diawali aktivitas shaking (menggerakan
dan menghentakkan telapak tangan ke depan ke arah foto Ratu Bagus dalam posisi
berdiri serta mengucapkan salam dalam hati Om
Swastyastu Ratu Bagus, Om Swastyastu Bhatara
Lingsir Ring Gunung Agung dan Om Swastyastu
Bhatara Surya).
Teknik
meditasi stres management dari Anand
Krishna. Teknik meditasi ini tersiri dari lima rangkaian latihan, yaitu: (1)
Relaksasi kilat dan cara pernafasan yang benar; (2) membudayakan emosi dan
pembersihan aura; (3) membudayakan suara dan terapi membebaskan diri dari rasa
tegang; (4) membudayakan pengelihatan/visi dan mengembangkan kasih serta
intuisi; (5) membudayakan pikiran dan peningkatan kesadaran. Teknik mantra
meditation (meditasi mantra) dari Narayana Smrti Ashram, para siswanya diajak
mengulang mantra hingga mencapai jumlah tertentu tiap hari, dan pada
waktu-waktu tertentu dilakukan secara bersama-sama. mantra yang digunakan
antara lain “Hare Krishna”, dan “Hare Krishna, hare Krishna, Krishna
Krishna hare hare. Hare Rama, hare Rama, Rama Rama hare hare” (Baskara dkk,
tt: 107-108).
Beberapa
contoh teknik meditasi yang disebutkan di atas jika dilihat dari segi teknik
memiliki metode yang berbeda dari sikap yang hening dan diam sampai bergerak
dengan sesuka hati. Semua itu pada dasarnya memiliki tujuan awal yang hampir
sama yaitu meraih ketenangan dan penguasaan emosi serta pikiran ataupun gejolak
diri yang berpengaruh pada masalah kesehatan.
Apabila
seseorang sudah melakukan meditasi, maka perasaan serta pikirannya akan lebih tenang.
Perasaan yang tenang ini akan mampu mengurangi perasaan tertekan dan kecemasan
pada diri seseorang. Jika seseorang telah terlepas dari perasaan cemas
tersebut, maka tingkat stresnya pun akan berkurang. Meskipun masalahnya tidak
bisa teratasi hanya dengan meditasi, setidaknya meditasi mampu membuat pikiran
seseorang tenang sehingga mampu menyelesaikan masalahnya dengan usaha yang
maksimal tanpa mengutamakan emosi. Setali tiga uang, selain mendapat manfaat
kesehatan pikiran, dengan melakukan meditasi akan mampu membuat kualitas hidup
seseorang meningkat, menjadi manusia yang lebih tenang dan spiritualis.
Setelah
mampu meraih kesembuhan dari sakit stres, barulah seseorang beranjak untuk
lebih memahami tujuan spiritual mendalam. Dari pengalaman-pengalaman spirit
yang dirasakan akan mampu meningkatkan dan mendekatkan seseorang akan keEsaan
kepada Tuhan. Jadi kunci setiap orang pada awalnya secara umum datang dan
berlatih teknik meditasi adalah karena mencari kesehatan ketika ia dalam
kondisi sakit dan berbagai pengobatan medis belum mampu menyembuhkan. Ini
menandakan banyak masyarakat engga dan takut berlatih meditasi karena selalu
dikaitkan kearah magis dan mistis. Meski tidak dipungkiri para pelakunya bisa
masuk kearah sana. Padahal meditasi yang dilatih secara rutin mampu menjaga
jasmani dan rohani menjadi sehat karena mengharmoniskan antara tubuh, pikiran
dan jiwa.
BAB
III
PENUTUP
3.1
SIMPULAN
- Stres adalah keadaan di mana terjadi ketidaksesuaian antara situasi yang diinginkan dengan keadaan yang sesungguhnya terjadi.
- Gejala-gejala stres timbul selain dalam bentuk ekspresi perasaan, terkadang juga banyak muncul pada psikis (jasmani) seseorang.
- Masing-masing individu mengalami stres yang berbeda faktornya tergantung dengan individu dan situasi yang membelenggunya. Penyebabnya berupa terjadi perubahan, yang baik maupun yang buruk. Adapula faktor karena masalah-masalah pribadi, kesulitan-kesulitan fisik, penyakit, dan lain-lain.
- Meditasi adalah proses penyatuan pikiran atau pengonsentrasian pikiran sehingga mampu membuat pikiran terlepas dari belenggu atau ikatan.
- Ada lima langkah-langkah melakukan meditasi yang lumrah dilakukan (terlepas dari cara-cara meditasi Guru besar yang lain), yaitu Sebelum meditasi, Sarana meditasi, Lokasi, Waktu, dan Asana (sikap badan) dalam meditasi.
- Dengan melakukan meditasi, pikiran seseorang akan menjadi lebih tenang. Pikiran yang tenang akan mampu membuat seseorang menyelesaikan masalahnya, sehingga stresnya teratasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Arsa
Dana, Gede. 2007. Kesehatan dan Meditasi
Matahari Terbit. Surabaya: Pāramita.
Baskara,
Adya dkk. tt. “Kecerdasan Emosi Ditinjau Keikutsertaan Dalam Program Meditasi”
dalam Jurnal Psikologi Universitas Gajah
Mada (Volume 35 No.2) hal. 101-115.
Cheng
Kar, Phang. 2007. Don’t Worry Be Healthy.
Jakarta: Karaniya.
Dhyanashakti,
Ananda. 2001. Kriya Yoga. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Donder, I Ketut. 2009. Meditasi Bio Energi Ratu Bagus: Meditasi Tarian Jiwa, Spiritual
Holistik dan Pembangkit Kesadaran Kosmik.
Surabaya: Pāramita.
Elfiky, Ibrahim.
2014. Terapi Berpikir Positif. Jakarta:
Zaman.
Jendra, I
Wayan. 1995. Samadhi Hening
Tanpa Kata. Denpasar:
Manik Geni.
Kurniawan,
I Nyoman. 2012. Merealisasikan Moksa.
Surabaya: Pāramita.
Merta
Ada, Pannasagara. 2013. Wawancara dengan Merta Ada. (Online), (http://www.baliusada.com, diakses tanggal 01 Januari 2015).
Sarkar, Shrii
Prabhat Ranjan. 1992. Psikologi Yoga.
Jakarta: Persatuan Ananda Marga Indonesia.
Somvir,
Dr. 2009. Yoga dan Ayur Weda.
Denpasar : Bali-India Foundation.
Suryani, Luh Ketut.
1999. Meditasi Mencapai Hidup Bahagia. Denpasar:
Pustaka Bali Post.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar