om swastyastu

om swastyastu
om swastyastu.. selamat datang..

Senin, 20 Mei 2013

OM SAI RAM_SAI BABA DOA



Ganesha Puja
Aum Namo Ganesha Wigneswaraya3x 
Aum Sri Gurubhyo Namaha Hari Om

Gananam Tva Ganapathigum
Havamahae Kavin Kaveenam
Upamashravasthaman
Jyestrarajam Brahmanam
Brahmanaspatahanaha
Shrunaanutbhi Seda Sadanam

Prano Devi Sarasvati
Vajebhir Vajinivati
Dhinama Vrithyavatu
Ganesha Ya Namaha
Sarasvati Ya Namaha
Sri Gurubhyo Namaha, Harihi om 
Aum Gam Ganapataye Namaha 3x

Artinya: Kami bermeditasi terhadap Lord Ganesha – yang mngenakan jubah putih (yang merepresentasikan kemurnian), yang meliputi segala sesuatu (hadir dimana-mana), yang corak kulitnya berwarna keabu-abuan seperti halnya vibhuti (artinya kecemerlangan cahaya ilahi hadir di dalam-Nya) dan yang memiliki kekuatan untuk menghancurkan segala jenis rintangan (demi kemajuan spiritual dan duniawi kita). 

Aum Ekadanta Ya Vidmahi
Vakratunda Ya Dimahi
Tannoh Dantih Parcodayat 
Aum Tat Purusa Ya Vidmahi
Vakratunda Ya Dimahi
Tannoh Dantih Parcodayat

Artinya: Aku menyadari bahwa Lord Ganesha (yang bergading tunggal) sedang mengajariku tentang prinsip kesatuan. Aku menyadari pula bahwa Lord Ganesha (yang memiliki wajah nan elok) sedang meluruskan perjalan hidupku. Semoga Lord Ganesha menganugerahkan kesadaran agung kepadaku. 
Aum Vakratunda Mahakaaya
Sooryakoti Samaprabha
Nirvighnam Guru Mey Deva
Sarva Kaaryeshu Sarvada
Artinya: Yang Mulia dengan belalai elok dan badan yang perkasa; kepada-Mu – yang memiliki cahaya kemilau bagaikan cahaya jutaan sinar mentari – aku berdoa: semoga Yang Mulia berkenan menyingkirkan semua rintangan-rintangan dalam tindakan yang hendak kulakukan ini.
 Gayatri Mantram

Aum Bhur Bhuvah Suvaha
Tat Savitur Varenium
Bhargo Devasya Dheemahi
Dhiyo Yo Nah Prachodayat

Artinya: Kami bermeditasi kepada kecemerlangan Cahaya Ilahi Yang Maha Agung, Ibu Ilahi yang menyingkirkan kegelapan dan memberi penerangan di dalam diri bumi. Semoga membangkitkan dan menguatkan intelek kami, kemampuan membedakan mana yang benar dan mana yang salah. 
Sai Gayatri
Aum Sayeeswara ya Vidmahe
Sathya Deva Ya Dheemahi
Tannah Sarvah Prachodhayaath 
Artinya: Kami tahu bahwa Sai adalah inkarnasi Keilahian Yang Maha Agung. Kami bermeditasi terhadap Bhagawan Sang Kebenaran. Semoga PRibadi Maha Mulia ini menuntun kami di jalan menuju pembebasan sempurna.
Sai Surya Gayatri
Aum Sri Bhaaskaraaya Vidhmahe
Sai devaaya Dheemahi
Thannah-Suuryah prachodhayaath 
Artinya: Kami tahu bahwa Sai memiliki jiwa yang bersinar gemilang. Kami bermeditasi terhadap-Nya sebagai Sai Surya. Semoga Cahaya Ilahi menerangi kami dalam menempuh jalan menuju pembebasan sempurna. 
Sai Hiranyagarbha Gayatri
Aum Premaathmanaaya Vidhmahe
Hiranyagarbhaaya Dheemahi
Thannah-Sathya Prachodhayaath 
Artinya: Kami tahu bahwa Sathya Sai adalah perwujudan cinta-kasih Ilahi. Kami bermeditasi terhadap pribadi Maha Mulia yang terselubung dalam lapisan emas. Semoga Sang Inkarnasi Kebenaran – Sathya Sai – memberikan inspirasi kepada kami untuk menempuh jalan menuju pembebasan sempurna.  
Guru Mantra

Guru Brahma Guru Vishnu
Guru Devo Maheswara
Guru Saakshat Param Brahma
Tasmai Sree Guruve Namaha

Artinya: Guru merupakan perwujudan dari Brahma, Vishnu dan Shiva. Beliaulah Sang pencipta, pemelihara pengetahuan dan yang menghancurkan benih-benih kebodohan batin. Ku persembahkan penghormatan kepada-Mu Guru.
Asathoma Mantra

Ashato Maa Sad Gamaya
Thamaso Maa Jyothir Gamaya
Mrithyor Maa Amritam Gamaya
Om Shanti Shanti Shanti

 Artinya: Dari yang maya, bimbinglah kami ke yang sejati.
Dari kegelapan, bimbinglah kami ke terang.
Dari kematian, bimbinglah kami ke keabadian.  
Samastha Loka Mantra
Samastha Loka Sukhino Bhavantu
Samastha Loka Sukhino Bhavantu
Samastha Loka Sukhino Bhavantu
 Artinya: Semoga seluruh alam semesta senantiasa damai dan berbahagia.
Vibhuti Mantra

Paramam Pavithram Baba Vibhuthim
Paramam Vichithram Leela Vibhutim
Paramaartha Ishtaartha Moksha Pradhaanam
Baba Vibhuthim Idham Asrayami
Sai Baba Vibhuthim Idham Asrayami

Artinya: Aku berlindung dengan Vibhuti suci Bhagawan Baba,
Vibhuti yang luar biasa ini, menganugerahkan pembebasan
Yang merupakan tujuan akhir yang ingin kucapai.

Brahmarpanam Mantra

Aum Brahmaarpanam Brahma Havir
Brahmaagnau Brahmanaaa Hutam
Brahmaiva Tena Gantavyam
Brahma Karma Samaadhinaha
Aham Vaishvaanaro Bhutvaa
Praaninaam Dehamaashritaha
Praanaapaana Samaa Yuktaha
Pachaamy Annam Chatur Vidham

 Artinya: Dipujanya Brahman, persembahannya Brahman, oleh Brahman, dipersembahkan dalam api Brahman.
Tvameva Mantra
Aum Tvameva Maataa Cha Pitaa Tvameva
Tvameva Bandhucha Sakhaa Tvameva
Tvameva vidyaa Dravinam Tvameva
Tvameva Sarvam Mama Deva Deva 
Artinya: Oh Bhagawan! Dikaulah Ibu-ku, Ayah-ku, Sanak Saudara-ku, kerabat-ku, pengetahuan-ku, kekayaan-ku. Engkaulah segala-galanya.

Om Sri Sai Ram
With Love, Baba ♥

NILAI ETIKA MORAL DAN KEAGAMAAN DALAM KEKAWIN SIWARATRI KALPA



TUGAS  BAHASA KAWI II
NILAI ETIKA MORAL DAN KEAGAMAAN 
DALAM KEKAWIN SIWARATRI KALPA


OLEH
NI KADEK AYU DWI MELATI
11.1.2.2.1.184



DHARMA ACARYA
PENDIDIKAN BAHASA BALI/KELAS C
INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI
DENPASAR
2012
  


KATA PENGANTAR
          Om Swastyastu.
          Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan anugrahNya penulis dapat menyelesaikan paper ini dengan sebaik-baiknya.
          Adapun tujuan dari pembuatan paper ini yaitu penulis ingin menyelesaikan tugas Bahasa Kawi II tentang Nilai Etika Moral dan Keagamaan Dalam Kekawin Siwaratri Kalpa.
          Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada I Wayan Arya Adnyana, S. Ag., M. Pd. H., selaku Dosen pengajar Bahasa Kawi II di kelas Pendidikan Bahasa Bali/C yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan paper ini.
          Penulis menyadari bahwa paper ini jauh dari sempurna, seperti pepatah mengatakan bahwa tak ada gading yang tak retak. Untuk itu tidak lupa penulis mengucapkan maaf sebesar-besarnya jika ada kesalahan yang terdapat pada tugas ini, dan penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca untuk lebih menyempurnakan paper ini. Harapan penulis semoga paper ini dapat membantu pembaca sebagai panduan pendidikan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.
          Om Santhi, Santhi, Santhi, Om.

Denpasar, 12 Maret 2012

         Penulis









Daftar Isi

KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1.   Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2.   Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3.   Tujuan Penulisan ............................................................................. 2
1.4.   Manfaat Penulisan ........................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 4
2.1.Nilai Etika Moral Keagamaan .......................................................... 4
2.2.      Siwaratri ........................................................................................ 7
2.3.      Sinopsis .......................................................................................... 8
2.4.      Nilai Etika Moral Keagamaan,
Dalam Kekawin Siwaratri Kalpa ................................................................ 11
BAB III PENUTUP .................................................................................. 14
3.1.      Simpulan ........................................................................................ 14
3.2.      Saran .............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Kekawin Siwaratri Kalpa atau Lubdhaka merupakan kekawin yang berisikan cerita tentang seorang pemburu bernama Lubdhaka yang berjaga semalaman penuh pada malam bulan mati keempat belas di bulan ke tujuh yang biasanya jatuh pada bulan Januari maupun Februari. Akibatnya maka setelah meninggal roh pemburu tersebut sampai ke Siwaloka. Ini disebabkan karena ternyata ia telah melakukan ibadah pada ‘Malam Siwa’, atau yang lebih kita kenal dengan ‘Siwaratri’.
Kekawin ini sangat popular, lebih-lebih karena setiap tahun pada Malam Siwa kekawin ini sering dibaca. Kekawin ini berisikan tentang hikmah-hikmah yang diperoleh dalam melaksanakan Siwaratri serta bagaimana melaksanakan ibadah tersebut.


1.2.Rumusan Masalah
1.2.1.      Apakah nilai moral keagamaan itu?
1.2.2.      Apakah yang dimaksud dengan Siwaratri?
1.2.3.      Bagaimanakan sinopsis Siwaratri Kalpa?
1.2.4.      Adakah nilai moral keagamaan dalam kekawin Siwaratri Kalpa?

1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan paper ini adalah :
1.3.1.      Untuk mengetahui apa itu nilai moral keagamaan.
1.3.2.      Untuk mengetahui apakah Siwaratri itu.
1.3.3.      Untuk mengetahui bagaimana sinopsis Siwaratri Kalpa.
1.3.4.      Untuk mengetahui nilai moral keagamaan dalam kekawin Siwaratri Kalpa.

1.4. Manfaat Penulisan
Penulisan paper ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca. Selain karena paper ini membahas tentang nilai etika moral keagamaan pada kekawin Siwaratri Kalpa, paper ini juga member sedikit informasi mengenai  synopsis Siwaratri Kalpa, dan pengertian Siwarati yang telah kita (umat Hindu) laksanakan setiap tahunnya.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1. NILAI ETIKA MORAL KEAGAMAAN

2.1.1. ETIKA
Secara etimologi etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu Ethos yang beararti watak kesusilaan atau adat. Dalam kamus umum bahasa Indonesia etika diartikan ilmu pengetahuan tentang azas-azas akhlak (moral). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika berhubungan dengan upaya menentukan tungkah laku manusia.
Etika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik dan buruk. Etika sifatnya humanistis dan antroposentris yakni bersifat pada pemikiran manusia dan diarahkan kepada manusia. Dengan kata lain, etika adalah aturan atau pola tingkah laku yang baik yang dihasilkan oleh akal manusia.

2.1.2. MORAL
Moral berasal dari bahasa latin ‘mos’ yang berarti adat kebiasaan. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan baik buruk suatu perbuatan atau kelakuan. Selanjutnya moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, slah, baik atau buruk.
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan ketentuan (nilai) baik atau buruk, benar atau salah. Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan yang lainnya kita dapat mengatakan bahwa antara moral dan etika memiliki obyek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia yang selanjutnya diposisikan apakah baik atau buruk.
Moral lebih mengacu pada suatu nilai atau suatu sistem hidup yang dilakukan dan diberlakukan di dalam masyarakat. Nilai atau sistem hidup tersebut diyakini oleh sebagian masyarakat sebagai sesuatuyang akan memberikan harapan, kebahagiaan, dan ketentraman.
2.1.3. AGAMA
Dalam buku Agama Hindu, kata Agama berasal dari bahasa sansekerta, yaitu ‘a’ yang artinya tidak, ‘gam’ yang artinya pergi atau peerjalanan, dan ‘a’ yang terakhir berarti sesuatu. Jadi dengan demikian kata Agama diartikan sebagai sesuatu yang tidak pergi, tidak berubah (tetap), langgeng (abadi).
Sebagai suatu istilah kemudian kata Agama mengandung suatu pengertian aturan-aturan atau ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang maha Esa diturunkan berupa wahyu melalui para Maharsi untuk  mengatur alam semesta beserta isinya baikdalam kehidupan jasmani maupun rohani.



2.2. SIWARATRI
Siwaratri artinya malam Siwa. Jika diuraikan, Siwaratri terdiri atas kata ‘siwa’ (bahasa sansekerta) yang berarti baik hati, suka memaafkan, member harapan dan membahagiakan. Sedangkan ‘ratri’ artinya malam. Malam disini juga dimaksudkan kegelapan. Jadi Siwaratri artinya malam untuk melebur atau memprelin (melenyapkan) kegelapan hati menuju jalan yang terang.
Brata Siwaratri. Kata ‘brata’ dalam bahasa sansekerta berarti janji, sumpah, pandangan, kewajiban, laku utama dan keteguhan hati. Jadi dapat disimpulkan bahwa Brata Siwaratri artinya kewajiban sebagai laku utama atau janji untuk seteguh hati melaksanakan ajaran Siwaratri. Brata Siwaratri dapat di kelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu,
a.       Uttama, yaitu berupa Jagra (tidak tidur), Upawasa (tidak makan), dan Manobrata (tidak berbicara).
b.      Madyama, yaitu berupa Jagra dan Upawasa.
c.       Kanista, yaitu hanya berupa jagra saja.

2.3. SINOPSIS
SIWARATRI KALPA

Diceritakan seorang pemburu bernama Lubdhaka. Ia bersama keluarganya tinggal di puncak bukit yang indah. Pekerjaan si Lubdhaka sehari-hari adalah berburu binatang ke hutan membunuh harimau, babi hutan, gajah, dan badak serta semua binatnang diburunya.
Pada suatu hari,yaitu pada hari pangelong ke-14 kapitu (hari ke-14 bulan mati pada bulan ke-7), pagi-pagi hari ia sudah meninggalkan rumah untuk berburu. Sudah seharian penuh dia menyelusuri hutan rimba dan lembah-lembah, namun ia tidak memperoleh seekorpun binatang buruan. Ketika itu si Lubdhaka sudah jauh dari rumahnya dan haripun sudah menjelang malam. Untuk kembali pulang, tidak mungkin dia lakukan, karena hari sudah mulai gelap dan takut diserang binatang buas. Lalu ia menuju ke suatu telaga dan di tepi telaga itulah dia berhenti sambil menunggu kalau-kalau ada binatang yang datang ke telaga itu untuk meminum air.
Oleh karena hari sudah gelap, si Lubdhaka takut tinggal di bawah, lalu ia naik memanjat pohon kayu ‘bila’ yang ada di pinggir telaga yang adahanya menjulur ke atas telaga itu. Di dahan itulah ia duduk.  Tidur diatas pohon itupun ia tidak berani, takut kalau-kalu dia jatuh. Untuk menghilangkan rasa kantuknya, maka dipetiknyalah daun bila itu dan dijatuhkannya ke dalam telaga.
Dalam telaga itu, terdapat sebuah lingga yang tidak diketahuinya. Lingga itu adalah lingganya Dewa Siwa atau perwujudan lambing Dewa Siwa. Kebetulan pada malam itu adalah malam yang baik untuk melakukan pemujaan terhadap Dewa Siwa. Pekerjaan memetik-metik daun itu dilakukannya semalam penuh hingga esok paginya, sehingga dia tidak tidur semalaman penuh.
Keesokan harinya si Lubdhaka pulang dengan tangan hampa, karena tidak memperoleh buruan seekorpun. Sesampainya di rumah ia disambut oleh anak dan istrinya.
Pada suatu hari si Lubdhaka jatuh sakit. Sakitnya makin parah dan akhirnya iya menemui ajalnya. Setelah ia meninggal, atmanya mengalami kebingungan dan kegelapan, karena semasa hidupnya senantiasa membunuh binatang. Dewa Siwa mengetahui hal itu dan mengenal pemburu itu karena dulu pernah memujanya ketika di hutan pada malam Siwa. Dewa Siwa mengutus abdinya (watek Gana) menyambut atma si Lubdhaka untuk dibawa ke Siwaloka. Saat itu datang pula laskar dewa Yamadipati sebagai penguasa neraka. Setelah didahului dengan perselisihaan, maka terjadilah peperangan hebat antara laskar Dewa Siwa dengan laskar Dewa Yamadipati memerebutkan atma si Lubdhaka. Dalam peperangan itu laskar Dewa Siwa menang dan atma si Lubdhaka dibawa ke Siwaloka (sorga) diberikan tempat yang baik.
Dewa Yamadipati memprotes karena merasa kurang adil atas tindakan Dewa Siwa itu lalu beliau menghadap Dewa Siwa dan menuntut agar atma Lubdhaka di bawa ke neraka karena  perbuatannya semasih hidup dulu selalu membunuh binatang. Dewa Siwa menjelaskan maslahnya, bahwa si Lubdhaka itu pernah memujanya pada malam hari, tepat pada malam Siwa (Siwaratri). Oleh karena itulah ia mendapatkan pahalah dan masuk sorga.
 
2.4. NILAI ETIKA MORAL DAN KEAGAMAAN PADA KEKAWIN SIWARATRI KALPA

2.4.1. NILAI ETIKA MORAL
Sebagai mana yang telah saya jelaskan tadi, dahwa Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu dengan yang lainnya kita dapat mengatakan bahwa antara moral dan etika memiliki obyek yang sama, yaitu sama-sama membahas tentang perbuatan manusia yang selanjutnya diposisikan apakah baik atau buruk.
Di kekawin ini dapat kita lihat bahwa Lubdhaka adalah seorang grehasta, yaitu kepala keluarga yang memiliki kewajiban menjaga dan melindungi keluarganya. Ia berusaha menjadi suami dan ayah yang baik bagi isteri dan anaknya. Untuk memenuhi kewajiban terhadap keluarganya maka ia melakukan pekerjaan sebagai seorang pemburu.
Jadi nilai etika moral yang dapat kita ambil adalah bahwa nilai negative (buruk) yang Lubdhaka lakukan adalah berburu. Karena sebagaiman yang Agama Hindu ajarkan bahwa kita dilarang melukai apalagi membunuh makluk ciptaan Tuhan (Ahimsa). Sedangkan nilai positif (baik) yang Lubdhaka lakukanadalah, ia memburu untuk kepentingan keluarga, yaitu menghidupi keluarganya. Ini membuktikan bahwa Lubdhaka memiliki nilai moral yang tinggi, yaitu bertanggung jawab terhadap keluarga, dan bukan semata-mata untuk kepentingannya sendiri.
 2.4.2. NILAI KEAGAMAAN
Nilai-nilai keagamaan yang saya angkat dari kekawin Siwaratri Kalpa adalah kata-kata yang terdapat dalam sargah 34,4 kekawin Siwaratri Kalpa yang menyebutkan :
“tuhun kalewih ing bratenajarakěn mami niyata maweh phalādhika,
Tuwin milagakěn saduṣkṛta teher masung atisaya bhoga bhāgya len,
Awas tan angusir yamaṇḍa phalaning jana gumayakěn tikang brata,
Sapāpa nika sirna den i phalaning brata winuwusakenku, tan salah…”
Artinya
“sungguh kemuliaan brata yang aku ajarkan dengan jalan memberikan pahala yang utama,
Juga menghilangkan segala perbuatan yang tidak baik lalu memberikan kebahagiaan dan kesejahteraan yang menakjubkan,
Hal itu tidak akan menuju yamaloka (neraka) akibat atau hasil orang yang melaksanakan brata itu,
Semua nerakanya lenyap dikarenakan oleh pahala dari brata yang Aku ajarkan…”
Sebagaimana yang tadi telah saya paparkan diatas, bahwa nilai agama mencangkup ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang maha Esa. Dalam kekawin ini, Tuhan yang di maksud adalan Siwa dalam fungsi beliau sebagai pamrelina atau pelebur segala. Ini dimaksudkan bahwa, ketika seseorang mampu mencapai samadhi (brata) dengan mengikuti ajaran Siwa pada malam Siwa, maka orang tersebut akan mampu mencapai Siwaloka.
Inilah kiranya hakikat Siwaratri Kalpa ditinjau dari segi kesukmaan yang kita laksanakan setiap hari pangelong ke-14 kepitu, yang memberikan hikmah yang tertinggi bagi cita-cita kehidupan Umat Hindu, yaitu mencapai Siwaloka.


BAB III
PENUTUP

3.1. SIMPULAN
Simpulan yang dapat diambil adalah :
a.       Etika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik dan buruk.
b.      Moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktivitas manusia dengan ketentuan (nilai) baik atau buruk, benar atau salah.
c.       Agama merupakan aturan-aturan atau ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang maha Esa diturunkan berupa wahyu.
d.      Siwaratri merupakan malam untuk melebur atau memprelin (melenyapkan) kegelapan hati menuju jalan yang terang.
e.       Nilai etika moral dalam kekawin Siwaratri Kalpa adalah Lubdhaka sebagai pemburu.
f.       Nilai Keagamaan dalam kekawin Siwaratri Kalpa adalah memberikan hikmah yang tertinggi bagi cita-cita kehidupan Umat Hindu, yaitu mencapai Siwaloka.

3.2. SARAN
Kekawin Siwaratri Kalpa banyak mengandung nilai-nilai luhur agama Hindu. Diharapkan semoga setelah membaca paper ini (terlebih kekawin Siwaratri Kalpa), semakin banyak minat umat Hindu untuk mengamati, menghayati, dan melaksanakan brata Siwaratri.
 
DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, I Made Nada,dkk.2010.Etika Hindu.Surabaya:PARAMITA
Rai Sudharta, Ma, Prof. Dr. Tjok.1997.Siwaratri, Makna dan Upacara.Denpasar:Upada Sastra
Warna, Drs. I Wayan, dkk.1990.Siwaratri Kalpa.Denpasar:Dinas Pendidikan Denpasar

http://sukarma-puseh.blogspot.com/2009/10/sriwaratri.html?showComment=1333424419295#c6501711824190031611 (Sriwaratri : BRATA SIWARATRI: PERSPEKTIF YOGA, Oleh I Wayan Sukarma)